Syarat taubat yang sekiranya dapat menggugurkan dosa (tidak pasti menggugurkannya) itu adalah sebagai berikut:
- Menyesal terhadap perbuatan dosa yang telah dilakukannya atau durhaka kepada Allah.
- Berniat untuk tidak mengulanginya lagi dan meninggalkannya untuk selamanya.
- Membaca istighfar dengan lidahnya dan benar-benar minta ampun kepada Allah dalam hatinya.
Jika dosa itu berupa aniaya terhadap hak orang maka harus dikembalikan atau menggantinya jika ternyata sudah rusak. Jika seseorang menghendaki taubatnya diterima oleh Allah, hendaknya ia mengulangi salat dan puasa yang telah ditinggalkannya, meskipun berjumlah banyak. Jika dari salah satu syarat tersebut di atas tidak terpenuhi, maka taubatnya tidak sah.
Al Qadhi Husain, Abu Thayib, Imam Mawardi berpendapat bahwa taubat itu masih perlu disayaratkan lagi yaitu membaca istighfar dengan lidahnya sementara hatinya menyesali atas perbuatan yang telah dilakukannya.
Dan jika bertaubat dari qishash yang belum dijalani atau menuduh orang lain berbuat zina, maka syaratnya harus memberitahu kepada orang yang berhak menuntut qishash atau orang yang pernah dituduh.
Sedangkan taubat dari mengumpat, maka harus meminta maaf kepada orang yang diumpat, jika ia mengetahui tetapi tidak diketahui tempat tinggalnya, maka cukup minta ampun untuk dirinya sendiri dan orang-orang yang berhak, dengan membaca doa sebagai berikut:
Rabbana taqabbal taubatanaa waghsil haubatanaa wa tahmil bi’ibaa tinaa bimannika wa karamika, aamiin.
Allaahumma innaa nastaghfiruka min kulli dzanbin adz nabnaahus ta’mad naa hu au jahilnaa hu wa nastaghfiruka min kulli dzanbin tubnaa ilaika minhu tsumma ‘udnaahu fiihi wa nastaghfiruka minadz dzunuubil latii laa ya’lamuhaa ghairuka walaa yasa’uhaa illaa hilmuka wa nastaghfiruka min kulli maa da’at ilaihi nufuu sunaa min qibalir rakhshi fastabaha dzaalika ‘alainaa wahuwa ‘indaka haraamun, wa nastaghfiruka min kulli ‘amalin ‘amilnaahu liwajhika mukhaa lathahu maa laisa laka fiihi laa ilaaha illaa anta yaa arhamar raahimiina.
“Wahai Tuhan kami, terimalah taubat kami, bersihkanlah keadaan kami. Dan berilah kami pertolongan dalam mengemban resiko tanggung jawab kami sehingga kami merasa ringan dengan anugerah-Mu dan kemurahan-Mu, aamiin.
Wahai Tuhanku, sesungguhnya kami memohon ampun kepada-Mu atas setiap dosa yang telah kami lakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja. Dan kami mohon ampun kepada-Mu dari setiap perbuatan dosa yang kami sudah menyatakan taubat kepada-Mu, tapi kami masih tetap mengulangi lagi. Dan kami mohon ampun kepada-Mu dari beberapa dosa yang tidak ada yang mengetahuinya melainkan hanya Engkau, tidak akan mampun mengampuninya melainkan sikap-Mu yang Maha Pengampun. Dan kami mohon ampun kepada-Mu dari setiap perbuatan yang didorong oleh nafsu kami untuk mengerjakan amal perbuatan yang diperbolehkan lantaran rukhsah. Akhirnya kami tidak dapat memberikan penilaian yang tepat. Padahal perbuatan tersebut menurut ajaran-Mu adalah haram.
Dan kami mohon ampun kepada-Mu dari amal perbuatan yang kami lakukan untuk mencari ridha-Mu, lalu bercampur dengan tujuan yang Kamu tidak ridha padanya. Tidak ada Tuhan yang patut disembah melainkan hanya Engkau, wahai Tuhan yang Mah belas Kasih.”