Ilaahii minnii maa yaliiqu bilaumii waminka maa yaliiqu bikaramika.
Ya Allah, pasti dari diriku banyak perkara yang pantas dicela, dan pasti dari-Mu banyak perkara yang pantas yang sesuai dengan kemulyaan-Mu.
Manusia itu harus menyatakan diri memiliki banyak kekurangan, sesuai dengan keadaan ‘abdinya Allah yang Maha Kurang, dan menyatakan bahwa Allah penuh dengan segala kesempurnaan yang sesuai dengan keagungan-Nya.
Ya Allah, Engkau sudah mensifati dzat-Mu dengan sifat welas asih sebelum adanya kedha’ifan aku.
Kita harus menyatakan terhadap adanya welas asih dalam segala kehendak-Nya yang terjadi kepada kekasih-Nya, yaitu orang mukmin. Sehingga tidak ada satupun kehendak Allah yang lepas dari sifat welas asih-Nya.
Jadi kita harus mempunyai keyakinan bahwa sebenar-benarnya welas asihnya Allah swt sudah ada sebelum kedha’ifan kita, apalagi setelah adanya kedha’ifan.
Ya Allah, kalau nyata macam-macam kebaikan yang muncul dariku, maka itu tetap dari fadhal-Mu, serta layak Engkau memberinya kepadaku. Dan kalau nyata macam-macam kesalahan dariku, maka itu keluar dari keadilan-Mu, serta berhak Engkau menyalahkannya kepadaku.
Kita harus memiliki adab-adaban di hadapan Allah, artinya bahwa apabila kita bisa melakukan kebaikan, itu adalah semata-mata pemberian dari Allah (karunia-Nya), dan Allah layak memberikannya kepada kita sesuai dengan kemurahan-Nya.
Serta menyatakan apabila ada kesalahan, itu semata-mata adalah paksaan dari Allah. dan Allah memiliki hak untuk menyalahkannya sesuai dengan keadilan-Nya.