Di bawah ini akan dijelaskan hikmahnya Allah berkehendak mendatangkan musibah dunia, yaitu agar manusia tidak terlalu suka atau tidak terlalu cinta terhadap dunia.
Allah tahu tentang kebiasaan manusia yang tidak mau menerima nasihat yang hanya ucapan saja, seperti yang difirmankan Allah swt: “I’lamuu annal hayaatad dunyaa………”, tetapi tetap saja manusia ngotot terhadap dunia.
Oleh karena itu Allah swt mendatangkan musibah dunia dengan tujuan agar manusia tidak terlalu ngotot terhadap dunia, atau tidak terlalu ngotot dalam mencari dunia. Kemudian diberi kerusakan dan kerugian, supaya tidak terlalu ngototnya kepada dunia.
Misalnya seperti anak kecil yang ditakut-takutin oleh orang tuanya dengan ucapan saja bahwa dia akan dipukul. Si anak itu tidak mau mendengar, lalu orang tuanya mengambil pemukul dan memukulnya. Maka si anak setelah merasakan sakitnya dipukul, dia akan menerima nasihat dari orang tuanya. Atau anak-anak yang dilarang untuk naik pohon, dia tidak akan menerima nasihat dari orang lain sebelum dirinya terjatuh dari pohon tersebut.
Kesimpulannya adalah bahwa manusia harus selalu mengikuti dan melaksanakan segala perintah dari Allah swt, serta menjauhi atau tidak melakukan segala hal yang dilarang oleh Allah swt. Karena tidak semata-mata Allah memberikan perintah dan larangan, kecuali itu ada alasannya.
Kita semua juga harus bisa mentafakuri atau mengambil pelajaran dari segala musibah yang menimpa kita, jangan sampai ketika mendapat musibah kita jadi putus asa. Kita harus yakin bahwa akan ada hikmah dibalik segala musibah yang menimpa.
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (hikmah kedua ratus dua puluh)