Fadhilah membaca salawat yaitu sebagai berikut:
Sabda Nabi saw, “Sesungguhnya Allah mempunyai beberapa malaikat yang bertugas menyampaikan salawat orang-orang yang membaca salawat kepadaku dari bagian timur dan barat jagat raya.” (Riwayat Abu Daud)
Sabdanya pula, “Tiada seorang pun yang membaca salawat kepadaku, kecuali Allah mengembaikan rohku, sehingga aku dapat membalas salam kepadanya.” (Riwayat Abu Daud)
Sabdanya, “Barang siapa yang sulit mendapatkan kebutuhannya, perbanyaklah membaca salawat kepadaku, karena sesungguhnya salawat itu dapat membukakan duka cita (kesusahan), kesedihan (keprihatinan), kesusahan (kepayahan), memperbanyak rezeki, dan terpenuhi (tercapai) kebutuhan.”
Sunat memperbanyak berdoa pada hari jumat, sambil mengharapkan bertepatan dengan saat ijabah. Saat ijabah yang paling dapat diharapkan ialah saat khatib mulai duduk sampai akhir salatnya, yaitu sekejap mata.
Menurut riwayat yang sahih, sesungguhnya saat ijabah itu adalah saat terakhir ba’da Asar dan pada malamnya. Hal ini berdasarkan hadis dari Imam Syafii r.a. (hadis marfu’) bahwasanya telah sampai kepadanya (dari Nabi saw), sesungguhnya doa pada waktu itu diijabah, dan beliau senang berdoa pada waktu itu. Disunatkan memperbanyak amal kebaikan pada malam dan siang hari jumat, misalnya sedekah dan yang lainnya.
Dalam perjalanan menuju tempat shalat jumat hendaknya menyibukkan diri dengan membaca Quran atau zikir. Yang afdhal adalah membaca salawat kepada Nabi saw sebelum khotbah, demikian pula ketika khotbah kalau ia tidak mendengar khotbah tersebut.
Setelah salam dari salat jumat sebelum mengubah kedua kakinya, dala riwayat yang lain dikataka mengucapkan sesuatu, disunatkan membaca Fatihah, al Ikhlas, al Falaq dan An Naas masing-masing 7 kali. Hal ini berdasarkan hadis warid yang menyatakan bahwa sesungguhnya orang yang membacanya niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lewat maupun yang akan terjadi, dan diberi pahala dengan perhitungan sebanyak orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Serta membaca dua bait ini Ilaahii lastu lilfirdausi ahlan. Walaa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi. Fahablii taubatan waghfir dzunuubii. Fainnaka ghaafirudz dzanbil ‘adhiimi. Ya Tuhanku! Bukanlah hamba ini ahli surga firdaus namun hamba tidak kuat masuk neraka. Oleh sebab itu, berilah hamba tobat dan ampunilah dosa-dosa hamba, karena sesungguhnya Engkau Pengampun dosa lagi Maha Agung.
Sumber: Kitab Fat-hul Mu’in karangan Zainuddin bin Abdul Aziz al Malibari al Fannani