Kalaulah kaum wanita yang tidak shalih, maka ia akan bertingkah merusak dunia dengan godaannya berupa kerlingan mata yang jalang, memamerkan keindahan tubuhnya, hanya sekedar itu. Tetapi kalau lelaki yang ingkar pada agama Allah, Masya Allah, dia akan gunakan kekuatan dan kemampuan dirinya itu untuk merusak sistem kehidupan yang diajarkan islam, kalau ada orang lain yang menolak, maka ia akan memaksa dengan kekerasan.
Lihatlah Fir’aun ! Seorang raja yang membunuh semua anak laki-laki yang lahir di negerinya, dia adalah seorang laki-laki.
Lihatlah Namrudz ! Raja zalim yang membakar tubuh seorang kekasih Allah, dia pun seorang laki-laki.
Siapakah yang membakar hidup-hidup semua warga yang beriman dalam kisah Ashkabul Khudud ? Itu pun seorang laki-laki.
Siapakah Hitler ? Siapakah Benito Mussolini ? Siapakah Ferdinand Marcos ?
Semua begundal-begundal yang pernah menindas, menggunting kebenaran Allah, kebanyakan terdiri dari kaum lelaki.
Wahai kaum lelaki, kau memang gagah, kau perkasa, tubuhmu tegap, tapi Allah Tuhan kami tidak akan takut padamu. Betapa pun gagahnya kamu, kau tetap tak akan tahan dengan panasnya api neraka, kau tetap akan menjerit, merintih-rintih didalamnya.
Wahai kaum lelaki, takutlah akan kemurkaan Allah, gunakan kekuatanmu untuk menghantam musuh-musuh Allah, bukan untuk menampari muka kami (wanita) yang lemah. Tunduklah pada ajaran Allah, jangan membantahnya, Allah jauh lebih gagah dan perkasa dari kamu.
• Muawiyah bin Haidah bertanya : “Ya Rasulullah, apakah hak seorang isteri terhadap suaminya ?” Rasul menjawab : “Harus kau beri makan jika kamu makan, harus kau beri pakaian jika kau berpakaian, jangan memukul mukanya, jangan kamu memamerkan kemolekannya, dan jangan memboikot (menjauhi), kecuali di dalam rumah saja.” (HR. Abu Dawud)
• Bersabda Rasulullah saw : “Jika mereka (isterimu) telah taat, hendaklah kamu jangan mencari-cari jalan yang bukan-bukan (mencari-cari perselisihan atau membuat hatinya susah)”. (HR. Ibnu Majah)
• Rasulullah bersabda : “Orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik terhadap ahlinya (isteri dan anak-anaknya), dan aku ini sebaik-baik orang di antara kamu kepada ahlinya. Tidak akan menghormat perempuan kecuali orang yang terhormat, tidak ada yang menghina perempuan kecuali orang yang hina. (HR. Ibnu Asakir). Ikhwan, hinalah kamu dalam pandangan kami. Jika kamu menghina, mencela, menyakiti isterimu (tanpa izin syara). Entahlah dalam pandangan Allah dan Rosul-Nya, jangan menyakiti mereka, karena mereka akhwat kami juga.
• Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada seorang penggembala, dari apa yang telah ia kerjakan atas penggembalaannya, dipelihara dengan baik kah ? atau ia sia-siakan ? hingga Ia tanyakan pula kepada seorang lelaki (suami) tentang isterinya. (HR. Ibnu Hibban dari Sayidina Hasaan ra.)
• Siti Aisyah ra, pernah berkata : “Adalah Nabi itu tidak pernah berasing-asing dengan isterinya, amat lemah lembut dan sangat hormat, banyak tertawa dan tersenyum.” Allah Tuhan pencipta kita berfirman : “Sesungguhnya adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu satu tauladan yang baik bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan banyak menyebut Allah (zikir)” (QS. 33:21)
• Ikhwan dengarlah kata-kata kami ! Bukankah engkau percaya pada adanya Allah? Bukankah engkau percaya bahwa sesudah hidup ini, akan ada kehidupan lain ? Kalau memang percaya, teladanilah kehidupan Rosul !
• Tanggung jawab suami dalam memberi nafkah pada isterinya, ditegaskan oleh Allah dalam ayatnya : “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah kepada isterinya menurut kemampuannya, dan bagi yang sempit rezekinya maka hendaklah ia memberi belanja menurut apa yang telah dirizkikan.” (QS. 65:7)
• Rasulullah bersabda : ”Sejahat-jahat manusia ialah yang mempersempit belanja atas keluarganya.” (HR. At Thabrani dari Sayidina Abi Umamah ra.)
• Rasulullah bersabda : “Barang siapa membawa hadiah (bahan makanan) dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti pahala orang yang bersedekah, dan hendaklah diberi dahulu kepada anak perempuan sebelum anak laki-laki. “(HR. Anas ra.)
• Sabda Rasulullah saw : “Kewajiban suami terhadap isterinya ialah suami harus memberi makan jika ia makan, memberi pakaian jika ia berpakaian, tidak boleh memukul mukanya, tidak boleh memperolok-olokannya, tidak boleh meninggalkannya kecuali di tempat tidur (ketika ia membangkang)”.
• Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman ! Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (At Tahrim ayat 6). Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar mengerjakan shalat. Alangkah anehnya lelaki jaman sekarang, mereka menuntut isterinya untuk mempercantik diri tetapi acuh tak acuh jika isterinya tidak taat pada ajaran Allah. Di dalam ajaran islam wanita itu tempat ibadahnya adalah di rumah, bukan di luar. Tidak boleh dia keluar rumah, kecuali untuk hal-hal yang mustahak (teramat penting), tapi Masya Allah, suami sekarang tak pernah menegur isterinya yang keluar rumah, bahkan banyak yang menganjurkan mereka keluar rumah.
• Ibnu Abbas pernah berkata : “Berilah isterimu tentang pengertian agama, berilah pelajaran budi pekerti yang bagus pada mereka.” Ikhwan, jika engkau seorang yang cinta agama islam, ajak isterimu melaksanakan syariat Allah, suruh dia menutup aurat. Larang isterimu berpakaian seperti wanita yahudi jahiliyah dulu (yaitu berkerudung panjang, menutup rambut, tetapi dada terbuka).
• Di dalam kitab Uqudul Lujain : Ketahuilah bahwa dianjurkan seorang suami memerintahkan isterinya (untuk taat pada ajaran Allah), dan mengingatkan mereka (dengan cara halus jika suatu saat mengingkari ajaran), menafkahi mereka menurut kemampuannya, berlaku tabah (jika disakiti oleh isterinya), bersikap halus kepadanya, dan mengarahkannya ke jalan yang baik juga mengajar isterinya tentang hukum-hukum agama yang perlu diketahui isteri, seperti hukum haid, bersuci, ibadah, dll.
• Rasulullah bersabda : “Takutlah kamu pada Allah di dalam memimpin isteri-isterimu, karena sesungguhnya mereka itu amanat Allah yang berada di sampingmu. Barang siapa yang tidak menyuruh isterinya mengerjakan shalat dan tobat, mengajarkan agama kepadanya, maka dia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya”
• Ikhwan, kami amanatkan baik-baiklah bersikap pada isterimu, karena dia hamba Allah juga, beranikah engkau menyakiti seorang hamba Allah ? Engkau bisa terjerumus ke lembah darah penuh nanah lagi teramat panas (neraka). Baik-baiklah bila menasehatinya, bujuk rayulah, Mereka ibarat tulang rusuk yang bengkok. Tutup kejelekan isterimu, jangan disebarkan pada orang lain, kecuali untuk keperluan amar ma’ruf (meminta nasihat pada orang lain demi kerukunan), sebab kata Nabi “Tiada seorang menutup aurat (kejelekan) orang di dunia, melainkan Allah menutup kejelekannya di hari kiamat.” (HR. Muslim)
• Isterimu adalah saudaramu seagama, maka kewajiban kamu menurut Nabi adalah: “Seorang muslim adalah saudara bagi sesama muslim yang lain, tidak boleh menganiayanya atau membiarkan dia dianiaya orang lain, dan siapa yang yang menyampaikan hajat saudaranya, maka Allah akan menyampaikan hajatnya. Dan barang siapa yang membebaskan seorang muslim dari kesukaran, Allah akan membebaskan kesukarannya di hari kiamat, dan siapa yang menutupi kejelekan seorang muslim, Allah akan menutupi kejelekannya di hari kiamat.” (HR. Bukhori Muslim)
• Bimbing isterimu untuk taat kepada Allah, agar dialah kelak yang menjadi isterimu di sorga nanti. Biar dia menjadi yang tercantik diantara semua bidadari sorga. Bagaimana keadaan hatimu jika kelak engkau tinggal di sorga, sedang isterimu yang kamu cintai di dunia menjerit-jerit di tengah luapan api neraka. Ketika di dunia engkau sakit, dia yang mengurusmu, kalau kau lapar dia memasakan makanan untukmu, dia setia padamu. Bagaimana hatimu jika nanti engkau bahagia di sorga, sedang dia menggelepar-gelepar di neraka ? Atau bukan tidak mungkin terjadi seperti kata Nabi saw. Ketika tinggal selangkah lagi engkau akan masuk sorga, tiba-tiba menjerit isterimu mengadu kepada Allah. “Tuhan, bagaimana mungkin dia masuk sorga, sedang di dunia dia mempersempit belanja, dia menzalimiku, dia menelantarkan aku”. Street….masuklah engkau ke neraka karenanya.
Dirangkum oleh Ustadz M. Aas Satibi (pondok pesantren Pulosari Leuwigoong Kab. Garut) dari berbagai macam kitab fikih