Apabila ada yang bertanya tentang shalat lima waktu, puasa ramadhan, zakat harta dan badan, mencintai malaikat dan kitab-kitab samawi yang diturunkan Allah kepada sebagian para rasul-Nya, mencintai para rasul dan nabi, serta takdir yang baik dan buruk semua dari Allah, apakah termasuk iman yang hakiki dan pokok atau bukan?
Maka jawabannya ialah tidak, bahwa semua itu bukan termasuk hakikat dan pokok iman, tetapi merupakan cabang iman. Sebab iman itu merupakan perkataan tauhid.
Syarat sah iman ialah mencintai Allah, malaikat-malaikat-Nya, para Nabi-Nya, dan para kekasih-Nya, takut pada siksa Allah, mengharapkan rahmat-Nya, dan mengagungkan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, membenci musuh-musuh Allah yaitu orang-orang kafir.
Adapun shalat, puasa, haji, zakat adalah menjadi syarat sempurnanya iman menurut pendapat ulama ahlus sunnah.
Jadi, orang yang meninggalkan shalat, zakat dan yang lain sedangkan ia mengakui dan membenarkan kalau hal itu diwajibkan atas dirinya, atau meninggalkan salah satunya sedang ia mengi’tikadkan wajibnya, maka ia disebut orang mukmin yang sempurna dalam hal berlakunya hukum-hukum bagi orang mukmin di dunia dan akhirat. Sebab pada akhirnya akan masuk surga, sekalipun masuk neraka kalau tidak mendapat syafa’at dari salah seorang yang diizinkan memberi syafa’at atau mendapat ampunan Allah.
Dan orang mukmin itu disebut mukmin yang kurang, dari segi lemahnya iman. Sebab ia meninggalkan perintah-perintah Allah. jika ia meninggalkan perintah-perintah itu karena kejam terhadap peraturan agama, atau merupakan kewajibannya, maka dia seorang kafir berdasarkan ijma’ ulama.
Demikian pula jika ia meninggalkan salah satu dari empat perintah wajib di atas secara kejam. Sebab perintah itu berdasarkan dalil syara’.
Urusan agama itu ada 4, yaitu:
- Benarnya i’tikad, maksudnya seseorang harus beritikad dengan i’tikad yang benar, bersih dari keragu-raguan dan kesamaran yang dapat menyesatkan orang yang menuruti hawan nafsunya.
- Benarnya tujuan, maksudnya punya niat yang benar. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya amal-amal itu dapat sah tergantung dengan niatnya.”
- Menepati janji.
- Menjauhi batasan-batasan Allah dengan menjauhi segala macam kemaksiatan.