Perbandingan Orang Kaya Dengan Nabi Sulaiman
Rasulullah saw berkata:
“Allah swt akan meng hujjah pada hari kiamat dengan empat macam badan (perkara), maksudnya orang-orang untuk mengalahkan 4 macam jenis dari golongan orang-orang. Maka akan memberi hujjah Allah Yang Maha Agung kepada orang-orang yang kaya dengan Nabi Sulaiman bin Dawud ‘alaihis salam. Allah swt akan berkata kepada orang kaya tersebut,’kenapa kamu meninggalkan ibadah?’ maka apabila orang kaya itu berucap,’aku disibukkan dengan mengurus harta benda dan kerajaan’, Allah berkata lagi,’kerajaan mana yang lebih besar dari kerajaan Sulaiman, dan harta mana yang lebih besar daripada harta Sulaiman, sedangkan Nabi Sulaiman tidak pernah meninggalkan ibadah.’
Perbandingan ‘Abid (budak/pembantu) dengan Nabi Yusuf
Dan Allah menghujjah (memberi hujjah) lagi terhadap ‘abid (orang-orang yang mempunyai majikan) dengan Nabi Yusuf. Allah akan berkata kepada ‘abid itu,’kenapa kalian tidak mau ibadah?’, maka apabila si ‘abid itu berkata,’aku sibuk melayani majikan sehingga tidak bisa ibadah.’ Lalu Allah berkata lagi,’kalau ‘abid-Ku Nabi Yusuf ada di bawah kekuasaan penguasa Mesir, serta istrinya pernah menjadi ‘abidnya. Dan Nabi Yusuf tidak pernah meninggalkan ibadah.
Perbandingan Orang Sakit Dengan Nabi Ayub
Allah menghujjah kepada orang yang sakit dengan Nabi Ayyub. Allah akan berkata kepada orang sakit,’kenapa kalian semua meninggalkan ibadah?’ maka apabila orang itu berucap,’aku adalah orang sakit, tidak mampu untuk melaksanakan ibadah.’ Allah kemudian berkata,’Nabi Ayyub sudah sakit dengan sangat parah, tetapi beliau tidak pernah meninggalkan ibadah.’
Perbandingan Orang Fakir Dengan Nabi ‘Isa
Kemudian Allah menghujjah orang-orang fakir dengan Nabi ‘Isa. Allah swt berkata kepada orang fakir tersebut,’kenapa kalian semua meninggalkan ibadah?’, maka apabila orang itu memberi alasan,’kami semua disibukkan dengan repotnya kefakiran.’ Maka Allah swt berkata kepada orang itu,’Nabi ‘Isa adalah orang yang paling fakir di muka bumi, beliau tidak memiliki apa-apa di dunia, tidak memiliki rumah, tidak memiliki harta, dan tidak memiliki istri, tetapi beliau tidak pernah meninggalkna ibadah’.”
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar