Diceritakan oleh Abul Abbas bin Ya’qub bahwa ia pernah bermimpi bertemu dengan Ma’ruf Al Khurkhi, lalu ada orang yang bertanya, “Apa yang diperbuat oleh Allah kepadamu?” Jawabnya, “Allah memperbolehkan aku masuk surga, hanya saja aku masih menyesal lantran aku meninggal dunia dalam keadaan belum kawin.”
Keutamaan Anak Yang Mati Dalam Keadaan Bayi
Diceritakan bahwa dahulu ada seorang yang shalih yang mulanya tidak mau kawin, jika ditawari kawin maka ia selalu menolak, hingga akhirnya pada suatu hari ketika ia bangun dari tidur, tiba-tiba ia berkata, “Kawinkan aku, kawinkan aku.” Lalu orang-orang sama berupaya untuk mengawinkannya dan mencarikan wanita yang layak untuknya.
Kemudian setelah dikawinkan, orang-orang sama bertanya tentang kebijaksanaannya minta segera dikawinkan, padahal dahulunya selalu menolak jika ditawari kawin. Jawabnya, “Barang kali Allah akan memberikan anak kepadaku, lalu meninggal dunia sebelumku (meninggal ketika masih bayi), sehingga menjadi perintis pendahuluan bagiku di akhirat nanti.”
Kemudian ia berkata, “Aku bermimpi seakan-akan kiamat telah tiba, dan aku berkumpul bersama orang banyak di mahsyar, dengan keadaan yang sangat kehausan sehingga hampir mematahkan leherku. Tiba-tiba aku melihat anak-anak yang membawa gelas-gelas perak dan tertutup dengan sapu tangan dari cahaya dan anak-anak itu masuk di sela-sela orang banyak untuk memberi minum satu persatu. Maka akupun mengulurkan tanganku pada anak-anak itu seraya berkata, ‘Berikan padaku, karena aku juga sangat kehausan.’
Lalu anak itu melihat kepadaku seraya berkata, ‘Kami tidak dapat memberi minum kepadamu, kaerna kamu tidak mempunyai anak, kami hanya memberikan kepada ayah dan ibu kami.’ Aku pun bertanya, ‘Siapakah kalian?’ Jawabnya, ‘Kami adalah anak-anak kaum muslimmin yang mati pada waktu masih bayi’.”