Orang mukmin yang sempurna adalah yang memiliki sifat-sifat shiddiiqiin, yaitu yang disibukkan dengan memuji Allah swt. sehingga lupa dari memuji-muji dirinya sendiri. Serta disibukkan dengan segala melaksanakan perintah dan kewajiban dari Allah swt, lupa dari mengingat-ingat kepentingan dirinya sendiri.
Mukmin yang sempurna dan jujur dihadapan Allah yaitu yang sering disibukkan dengan memuji-muji Allah swt, karena melihat macam-macam sifat Allah yang Maha Terpuji, sehingga tidak ada waktu untuk memuji-muji diri sendiri, maksudnya tidak ada waktu untuk mengingat-ingat bahwa dirinya sudah bisa beramal shalih.
Hal ini disebabkan karena dirinya berfikir bahwa bisa beramal shalih itu semata-mata kehendaknya Allah (Allah lah yang membuat kita bisa beramal shalih).
Selain itu dia juga sering disibukkan dengan melaksanakan kewajiban terhadap Allah, dan melaksanakan yang dipentingkan Allah, sehingga tidak ada waktu untuk mengingat-ingat kepentingan dirinya.
Janganlah kita beranggapan bahwa diri kita itu adalah orang yang mampu, yang bisa menjalani hidup ini tanpa pertolongan dari Allah, dan bisa beramal itu karena kita menginginkannya. Kalau kita bersikap seperti ini maka kita termasuk ke dalam orang yang takabur dan rugi, serta durhaka kepada Allah swt. Kita tidak akan mendapatkan ridha Allah serta tidak akan disukai oleh-Nya.
Yakinlah bahwa Allah lah yang selalu ada di setiap nafas yang dihembuskan oleh kita, Dia tahu setiap kelakuan yang kita lakukan, Dia tahu setiap isi hati manusia. Jadi kita semua harus faham terhadap hal ini dan berjuang dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan ridha-Nya.
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (hikmah kedua ratus tiga puluh dua