Ada enam hal atau sesuatu yang bertawadhu’ karena Allah swt, maka Allah kemudian mengangkat derjatnya di antara sesamanya, yaitu:
Pertama, Allah telah menurunkan wahyu kepada semua gunung dan berfirmanlah Allah, “Aku akan menempatkan perhu Nabi Nuh beserta orang-orang mukmin yang bersamanya di atas sebuah gunung di antara kamu.”
Lalu semua gunung merasa sombong dan membanggakan dirinya, tetapi gunung Al Judi sendiri yang merendah dan berkata, “Dari mana aku memiliki kedudukan sehingga Allah mendaratkan perahu Nabi Nuh di atasku?”
Maka Allah mengangkatnya mengalahkan semua gunung yang ada, dan mendaratkan perahu itu di atasnya sebab tawdhu’nya itu.
Seperti firman Allah dalam surat Huud ayat 44, “Dan mendaratlah perhu itu di atas gunung Judi.”
Ia adalah sebuah gunung di Al Jazirah (Armenia selatan) dekat dengan Mosol (Mesopotamia)
Berkatalah gunung-gunung, “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau mengutamakan Al Judi mengalahkan kami, sedang dia adalah yang terkecil di antara kami.”
Allah berfirman, “Karena sesungguhnya dia bertawdhu’ kepada-Ku, sedang kamu sombong. Seharusnyalah Aku mengangkat derajat orang yang bertawadhu’ kepada-Ku dan merendahkan orang yang sombong kepada-Ku.”
Kedua, Allah telah menurunkan wahyu kepada semua gunung, berfirmanlah Dia, “Aku akan berfirman kepada seorang dari hamba-Ku pada kamu.” Lalu semua gunung menyombogkan diri kecuali Thursina. Dia sendiri yang bertawadhu’ kepada Allah dan berkata, “Siapakah aku ini? Hingga Allah memberi firman pada seorang hamba-Nya di atas aku?” karena itulah firman Allah kepada Musa di gunung Thur itu.
Ketiga, Allah memberi wahyu kepada semua ikan. Berfirmanlah Dia, “Aku akan memasukkan Yunus dalam perut seekor ikan dari kamu.” Semua ikan merasa sombong kecuali seekor ikan saja. Dia berkata, “Siapakah aku ini? Hingga Allah menjadikan aku sebagai tempat dari Nabi-Nya?” maka Allah pun mengangkat derajatnya dan memuliakannya sebab tawadhu’ nya.
Keempat, Allah memberi wahyu kepada semua burung dan berfirman, “Aku akan meletakkan minuman pada seekor dari kamu untuk obat manusia. Semua bangsa burung (yang dapat terbang) menyombongkan diri kecuali lebah. Dia berkata, “Siapakah aku ini? Hingga Allah meletakkan minuman sebagai obat padaku?” maka Allah mengangkatnya dan meletakkan obat itu padanya karena tawadhu’nya.
Kelima, Allah telan menurunkan wahyu kepada Nabi Ibrahim, berfirmanlah Dia, “Siapakah engkau ini?” dia menjawab, “Aku adalah Al Khalil (kekasih Allah).” berfirmanlah juga kepada Nabi Musa, “Siapakah engkau ini?” diapun menjawab, “Aku adalah Al Kalim (yag diberi firman tanpa perantara).” Dan Allah berfirman kepada Nabi Isa, “Siapakah engkau ini?” diapun menjawab, “Aku adalah Ar Ruh (ruh yang ditiupkan oleh Allah).”
Akhirnya Allah berfirman kepada Nabi Muhammad, “Siapakah engkau ini?” beliau bersabda, “Aku adalah seorang anak yatim.” Maka Allah mengangkat derajatnya di atas semua Nabi. Seperti firman Allah dalam surat Adh Dhuha ayat 5, “Dan sungguh Tuhanmu akan memberikan karunia kepadamu lalu engkau akan menjadi puas.”
Keenam, orang mukmin yang bertawadhu’ kepada Allah dengan mau bersujud dan meng Esa kan Allah, maka Allah akan memuliakan mereka, yaitu dilapangkan-Nya hati orang itu kepada Islam, lalu dia selalu berada dalam Nur dari Tuhan-Nya.
Sumber: Durrotun Nasihin