Allah berfirman dalam surat Ar Ruum ayat 41, “Telah terlihat kerusakan di darat maupun di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, agar supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan yang telah mereka kerjakan.”
Pada awalnya bumi ini adalah hijau dan mengagumkan. Anak cucu Adam tidak pernah datang pada sebuah pohon kecuali dapat menemukan buah di atas pohon itu. Semua air laut adalah tawar, srigala tidak pernah mengincar lembu dan singa pun tidak pernah mengincar kambing.
Tetapi setelah Qabil membunuh Habil maka berkerutlah bumi menjadi tidak rata lagi, pohon-pohon pun menjadi berduri, bumi ini menjadi hitamdan air laut berubah asin dan bahkan terasa pahit. Hingga dikatakan bahwa terlihat kerusakan di daratan sebab pembunuhan Qabil terhadap saudaranya yaitu Habil, dan di laut sebab Julanda yaitu seorang raja kafir yang selalu merampas perahu orang.
Akibat perbuatan maksiat (yang meninggalkan shalat), maka terlihatlah kerusakan di darat maupun di laut. Bahkan dijelaskan pula bahwa apabila dalam suatu perkampungan di dalamnya terdapat orang-orang yang meninggalkan shalat, akan turun pada perkampungan itu setiap harinya 70 macam laknat.
Apabila ada yang bertanya, “Apa hikmahnya mengenai turunnya laknat pada penghuni perkampungan secara umum dan tidak turun secara khusus pada orang yang meninggalkan shalat saja?”
Maka jawabannya ialah, “Karena mereka telah melihat orang yang meninggalkan shalat itu dan tidak mau mencegahnya. Karena itu Allah meratakan pada mereka dengan adzab dari sisi-Nya, sebagaimana diterangkan dalam hadis:
‘Orang yang diam dari kebenaran adalah ibarat setan yang bisu.’
Nabi Muhammad bersabda, “Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu, dan janganlah seorang dari kamu menganiaya seorang mukmin. Tidaklah seorang menganiaya seorang mukmin kecuali Allah akan menyiksanya di hari kiamat.”
Pernah ditanyakan, “Dosa apakah yang lebih dikhawatirkan dapat menghilangkan iman?” Nabi saw menjawab, “Meninggalkan syukur atas iman, meninggalkan kekhawatiran terhadap akhir hidupnya dan menganiaya hamba-hamba Allah.”
Telah datang dalam hadist Qudsi, “Hai anak cucu Adam, kematian akan membuka seluruh rahasiamu, kiamat akan membacakan semua beritamu, catatan amal akan merusak segala rahasiamu. Maka apabila engkau berbuat dosa janganlah engkau memandang kecilnya dosa itu. Tetapi pandanglah siapa yang engkau durhakai itu?
Apabila engkau dianugerahi sebuah rezki sedikit maka janganlah engkau memandang sedikitnya rezeki itu. Tetapi pandanglah siapa yang orang yang telah menganugerahkan rezeki itu kepadamu.
Janganlah engkau memandang remeh sebuah dosa yang kecil, karena engkau tidak mengetahui dosa manakah yang lebih Aku murkai atas engkau.
Janganlah engkau merasa aman dari tipu daya-Ku, karena tipu daya-Ku itu lebih samar daripada perjalanan seekor semut di atas batu pada malam gelap.
Hai anak cucu Adam, apakah engkau mendurhakai Aku, lalu engkau mengingat-Ku dan berhenti dari perbuatan durhaka itu? Apakah engkau telah menunaikan amanat pada orang yang telah memberikan amanat kepadamu? Apakah engkau telah berbuat baik kepada orang yang telah berbuat jahat kepadamu? Apakah engkau telah memaafkan orang yang telah menganiaya engkau? Apakah engkau telah berbicara pada orang yang telah mendiamkan engkau? Apakah engkau menyambung hubungan orang yang telah memutusmu? Apakah engkau berbuat kebenaran kepada orang yang berkhianat kepadamu? Apakah engkau telah bertanya kepada para ulama mengenai perihal agamamu?
Sesungguhnya Aku tidak memandang kepada bentukmu, tetapi Aku memandang kepada hati-hatimu dan niatmu dan Aku ridha dengan semua hal yang tersebut itu dari kamu.”
Sumber: Durrotun Nasihin