Abul Hasan Al Madaini mengatakan, penyakit tha’un yang terkenal melanda umat islam ada lima macam, yaitu:
- Tah’un syiruwaih, pernah melanda kota Madain di masa Rasulullah saw pada tahun 6 hijriah.
- Tha’un amwas, terjadi di masa pemerintahan Khalifah Umar ibnul Khaththab r.a. di negeri Syam; wabah ini memakan korban dua puluh lima ribu jiwa.
- Tha’un yang terjadi di masa Ibnuz Zubair dalam bula syawal tahun 69 hijriah, berlangsung selama tiga hari, tiap hari memakan korban tujuh puluh ribu jiwa. Diantaranya ada 83 orang anak Anas ibnu Malik r.a. meninggal dunia akibat wabah ini; menurut pendapat lain, tujuh puluh tiga orang anak. Abdur Rahman ibnu Abu Bakrah kehilangan empat puluh orang anaknya akibat penyakit ini.
- Tha’un al futyaat, terjadi dalam bulan syawal tahun 87 hijriah.
- Tha’un yang terjadi pada tahun 131 hijriah dalam bulan rajab. Wabah ini makin hebat dalam bulan ramadhan, di kota Sikkatul Marbad; setiap hari sebanyak seribu orang meninggal dunia akibat wabah ini, tetapi dalam bulan syawal wabah ini mulai berkurang.
Di kota Kufah pernah terjadi penyakit tha’un pada tahun 50 hijriah. Al Mughirah ibnu Syu’bah r.a. wafat akibat penyakit ini. Demikian menurut Al Madaini.
Ibnu Qutaibah di dalam kitab Al Ma’arif menyebutkan dari Al Ashmu’i mengenai bilangan penyakit tha’un yang banyaknya sama dengan ini, sekalipun ada penambahan dan pengurangan.
Ibnu Qutaibah mengatakan, tha’un al futyaat dinamakan demikian karena pada mulanya melanda para gadis di kota Bashrah, Wasith, Syam, dan Kufah. Dikenal pula nama lain, yaitu tha’un al asyraf, karena wabah ini banyak memakan korban orang-orang terhormat. Ibnu Qutaibah mengatakan pula di Madinah dan Mekah belum pernah terjadi penyakit tha’un sama sekali.