Pembagian Kitab Catatan Amal di Hari Kiamat

Setiap amal dan perbuatan manusia selama hidup di dunia ada buku catatannya, dan di akhirat nanti akan diperlihatkan. Keadaan setiap orang berbeda-beda ketika melihat catatan amalnya.

Tulisan yang pertama kali terdapat dalam kitab perbal amal ialah firman Allah:

“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” (Al Isra ayat 14)

Jika seorang hamba membaca kitab perbal amalnya, maka mukanya menjadi putih berseri. Demikian jika seorang mukmin. Tetapi jika dia seorang kafir, maka mukanya menjadi hitam muram. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 106-107:

“Pada hari yang di waktu itu ada yang menjadi putih berseri, dan ada pula muka yang menjadi hitam muram. Adapun orang-orang yang menjadi hitam muram mukanya (kepada mereka dikataka): ‘Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.’ Adapun orang-orang yang menjadi putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya.”

Disebutkan di dalam hadis:

Sesungguhya makhluk yang pertama dihisab oleh Allah Ta’ala adalah Lauh Mahfudh. Andaikata Allah mengenakan akal, pendapat dan ucapan pada Lauh Mahfudh lalu dipanggil maka seketika itu gemetar anggotanya seraya Allah berkata, “Apakah kamu telah mendatangkan apa yang tertulis padamu kepada Israfil?” Lauh Mahfudh menjawab, “Benar, sudah”. Lalu Israfil dipanggil, “Wahai Israfil!” Israfil gemetar karena takut kepada Allah.

Allah    : “Apa yang kamu lakukan atas pemberitaan Lauh?”

Israfil    : “Saya telah menyampaikan kepada Jibril.”

Jibril lalu dipanggil seraya gemetar anggota tubuhnya.

Allah    : “Wahai Jibril, apa yang kamu perbuat sehubungan dnegan pemberitaan Israfil padamu?”

Jibril     : “Sudah saya sampaikan kepada para utusan Engkau”. Kemudian para rasul dipanggil.

Allah    : “Wahai para rasul apa yang kalian perbuat sehubungan dengan pemberitaan Jibril kepada kalian?”

Rasul    : “Sudah kami sampaikan kepada umat manusia.”

Kemudian para manusia ditanya Allah tentang: umurnya dihabiskan untuk apa? Masa mudanya dirusakkan untuk apa? Hartanya diperoleh dari mana dan dibelanjakan untuk apa? Dan ilmunya untuk apa? Demikian itu sebagaimana firman Allah dalam surat Al A’raf ayat 6-7:

“Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami), maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh )dari mereka).”

“Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang mereka kerjakan dahulu.”

Kemudian Allah memasang timbangan amal. Semua mata manusia terbelalak melihat buku perbalnya, apakah jatuh pada tangan kanan atau tangan kirinya. kemudian memandang pada daun timbangan amal, apa condong pada amal kejelekan atau kebaikan.

Selanjutnya Allah akan menghakimi para manusia dengan seadil-adilnya. Amal yang pertama kali diperiksa di tempat menunggu pengadilan adalah shalatnya, setelah itu berbagai macam tuduhan lainnya seperti membunuh jiwa tanpa hak membunuh.

Scroll to Top