Disini akan dijelaskan tingkahnya orang yang tidak beriman kepada Allah swt dan tidak beriman kepada perkara-perkara yang ghaib.
Orang-orang yang ada ditengah-tengah alam dunia, sambil tidak dibukakan lapangan ghaibnya, tegasnya tidak ada cahaya iman di dalam hatinya, dan tidak kenal dengan Allah swt, tidak iman kepada kejadian di hari kiamat, maka dirinya akan dipenjara, maksudnya dikurung atau dibelenggu oleh syahwat. Yang meliputi dirinya dan bakal dibatas dengan segala kepentingan dirinya. Intinya hanya sekedar memikirkan kehidupan alam dunia dalam sisa hidupnya, dirinya hanya sekedar dipakai untuk memikirkan dan berjuang untuk kepentingan perkara sebelum mati.
Dan sebaliknya, orang yang hidup di alam dunia sambil terbuka lapangan ghaibnya, maksudnya penuh dengan cahaya keimanan dan kema’rifatan kepada Allah swt, maka hatinya akan lapang/lega, serta pikirannya dan perjuangannya dikerahkan untuk menghasilkan hakikatnya kenikmatan untuk kesenangan di akhirat. Allah swt berfirman: “Hai ‘abdi-Ku, kalian harus memusatkan perhatian kepada-Ku dengan seratus persen. Pasti oleh Aku akan dicukupkan segala kebutuhan kalian untuk kepentingan di dunia dan di akhirat. Dan selagi kalian merasa dekat dengan Aku yang Agung, kalian akan ditempatkan di tempat yang tinggi. Segeralah meminta, ingin apa kalian? Aku yang Agung akan memberi kebutuhan-kebutuhan kalian.”
Kesimpulannya adalah bahwa kita hidup didunia ini jangan sampai terperdaya oleh syahwat dan tidak memiliki keimanan, karena kalau kita bersikap demikian maka kita termasuk ke dalam orang-orang yang merugi.
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (hikmah kedua ratus tiga puluh tujuh)