Apabila kita menagih kepada Allah hasil amal kita, maka Allah akan menagih kepada kita untuk melaksanakan sifat kejujuran dalam beramal. Dan sudah cukup bagi orang yang was was akan adanya ganjaran dari Allah dengan adanya menemukan keselamatan.
Sebenarnya tidak pantas bagi kita untuk menagih balasan dari Allah hasilnya amal kita, sebab oleh Allah akan ditagih lagi tentang kejujurannya dalam beramal. Maksudnya kita harus beramal dalam kebaikan.
Lalu kita minta kepada Allah agar amalnya dibalas, maka Allah swt akan nagih kepada kita harus mengadakan kejujuran dalam beramal, tegasnya keikhlasan kita dalam melakukan amal, ikhlas yang setinggi-tingginya. Yaitu melaksanakan tho’at semata-mata diperintah dan melaksanakan tugas/keharusan ‘abdi terhadap Allah.
Kalau kita ditagih oleh Allah untuk mengadakan/melakukan kejujuran, maka kita tidak akan bisa melaksanakannya. Sebab dengan menagih balasan juga dari Allah berarti kita tidak jujur dan masih mengharapkan pembalasan. Apabila keadaannya seperti ini, maka sudah cukup dengan menemukan keselamatan sebagai pembalasannya. Jadi pembalasannya cukup dengan diberi keselamatan.
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (hikmah keseratus delapan belas)