Maksiat Tangan

Ada beberapa perbuatan yang termasuk ke dalam maksiat tangan, diantaranya adalah:

Curang dalam menakar atau menimbang

Allah berfirman dalam surat Al Muthaffifin ayat 1-3:

“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, yaitu orang—orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka meminta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”

Khianat

Rasulullah Saw bersabda:

“Tidak sempurna iman orang yang tidak memelihara amanat.”

Mencuri

Yaitu mengambil harta orang lain secara samar tanpa sepengetahuan pemiliknya untuk dimiliki dirinya.

Ghasab

Segala muamalah yang terlarang, seperti ghasab. Yaitu mengambil, atau meminjam, atau memakai harta orang lain tanpa izin pemiliknya sekalipun tidak bermaksud untuk memilikinya.

Membunuh jiwa yang diharamkan

Baik itu dengan sengaja atau mirip sengaja. Sebab membunuh jiwa seseorang tanpa alasan yang hak itu dosa besar dan diharamkan.

Memukul orang lain tanpa hak

Memukul seorang muslim atau dzimmi tanpa hak, tanpa alasan yang dibenarkan syara’. Nabi Saw bersabda:

“Siapa menelanjangi pakaian seorang muslim untuk memukulnya dan berbuat tanpa alasan yang hak, maka dia berjumpa Allah dimana Allah marah padanya.”

Diriwayatkan juga bahwa punggung seorang muslim itu terpelihara kecuali dengan haknya. Dan diriwayatkan, “Janganlah salah seorang diantara kamu berhenti di tempat pemberhentian lalu seorang lelaki memukul padanya dengan aniaya, sebab laknat itu turun atas orang yang menghadirinya ketika dia tidak dapat menolak daripadanya.”

Nabi Saw bersabda:

“Siapa memukul cambuk secara aniaya maka ia akan dibalas daripadanya pada hari kiamat.”

Dikisahkan di dalam kitab Az Zawajir karya Ibnu Hajar bahwasanya seorang kaisar mengambil seorang pendidik untuk mengajar dan mendidik anaknya. Ketika anak itu telah mencapai puncak keutamaan dan berperangai baik, pada suatu hari pendidik itu meminta kedatangannya. Lalu pendidik itu memukulnya dengan pukulan yang menyakitkan tanpa dosa dan tanpa sebab. Maka anak itu menaruh dendam terhadap gurunya sampai ayahnya berusia lanjut dan meninggal dunia.

Kemudian anak itu menjadi raja dan berkuasa setelah ayahnya wafat. Dia lalu mendatangkan sang guru tadi seraya berkata, “mengapa engkau menyerangku pada suatu hari dengan memukul aku dengan pukulan yang menyakitkan tanpa sebab dan dosa?”

Sang guru menjawab, “Ketahuilah hai raja, engkau telah mencapai puncak karir dan kemuliaan. Saya tahu bahwa engkau akan menjadi seorang raja menggantikan ayahmu sesudah ayahmu wafat. Maka saya ingin menyakitkan engkau untuk merasakan pukulan dan sakitnya penganiayaan, sehingga engkau tidak akan menganiaya terhadap salah seorangpun.”

Raja kemudian berkata kepada guruny, “semoga Allah membalas kebaikan kepadamu.”

Scroll to Top