Makmum tidak boleh lebih depan daripada tempat imam, yaitu seukuran tumitnya, sekalipun hanya jari kakinya. Ragu mendahuluinya boleh saja, demikian pula boleh menyamai imam (sejajar). Akan tetapi, makruh hukumnya, dan berjamaahnya tidak berpahala.
Makmum laki-laki disunatkan berdiri di sebelah kanan imam, walaupun makmum itu anak-anak, kalau memang tidak terdapat makmum orang dewasa. Kalau tidak demikian, disunatkan kepada imam (meskipun sedang salat) mengalihkan makmum ke arah kanannya, karena ittiba’ kepada Nabi saw, dan ke belakang sedikit dengan cara jari kaki makmum mundur sedikit dari tumit imamnya. Kecuali bagi wanita, ia mesti berdiri di belakang imam dengan sedikit mundur (walaupun sendirian).
Sebagaimana hadis dari Ibnu Abbas r.a: “Pada suatu malam aku bermalam di rumah bibiku Maimunah (istri Nabi saw), tiba-tiba nabi saw berdiri akan mengerjakan salat pada malam itu, lalu aku pun berdiri di sebelah kiirnya. Beliau memegang kepalaku, lalu memalingkan aku ke sebelah kanannya.”
Apabila datang laki-laki lainnya, bertakbiratul ihramlah ia di sebelah kiri imam dan mundur sedikit, kemudian setelah takbiratul ihram itu kedua-duanya sunat mundur ke belakang, di kala imam berdiri atau rukuk, sehingga membentuk barisan di belakang imam.
Sebagaimana hadis dari jabir r.a.: “Saya salat di sebelah kiri Nabi saw, lalu beliau memutarkan saya ke sebelah kanannya, kemudian datang Jabbar bin Shakhur, ia berdiri di sebelah kiri Nabi. Maka Nabi mengambil tangan kami berdua, lalu kami menolaknya (menggeser mundur) sehingga beliau menempatkan kami di belakangnya.” (Riwayat Muslim)
Kebalikan dari cara itu adalah jika makmum yang di sebelah kanan imam itu mundur sebelum makmum yang kedua takbiratul ihram, atau kedua-duanya tidka mundur, atau mundur bukan di kala imam berdiri atau rukuk, hukumnya makruh dan dapat menghilangkan pahala berjamaah. Kecuali kalau imam yang maju, maka hukumnya diperbolehkan.
Dan orang makmum yang datang secara bersamaan, atau yang bermaksud makmum kepada yang salat, disunatkan berjajar di belakang imam.
Sunat berdiri di shaf pertama mengikuti imam, walaupun terhalang oleh mimbar atau tiang.