Islam mengajarkan kepada umatnya agar selalu bersedekah atau berinfak di jalan Allah, karena hal ini memiliki berbagai macam keutamaan. Di bawah ini adalah dalil yang menjelaskan mengenai keutamaan sedekah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Apabila anak cucu Adam meninggal terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal, yaitu sedekah jariyah, anak yang shalih dan mendoakannya dengan permohonan ampunan dan ilmu yang dapat dimanfaatkan sepeninggalnya.”
Nabi Muhammad bersabda, “Bersedekahlah, karena sedekah itu dapat membebaskan dari neraka.”
Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad menganjurkan manusia untuk bersedekah waktu beliau merencanakan berangkat perang Tabuk, datanglah Abdur Rahman bin Auf dengan membawa 4 ribu dirham. Berkatalah dia, “Ya Rasulullah, aku mempunyai 8 ribu dirham, aku menyimpannya yang 4 ribu dirham untuk diriku sendiri dan keluargaku, dan aku menghutangkan kepada Tuhanku empat ribu dirham.”
Bersabdalah Nabi Muhammad, “Hai Abdur Rahman, semoga Allah memberkatimu dalam uang yang engkau simpan itu dan dalam uang yang engkau berikan.”
Utsman bin Affan juga berkata, “Ya Rasulullah, aku menanggung perlengkapan orang-orang yang belum memiliki perlengkapan.”
Kemudian turunlah surat Al Baqarah ayat 261, “Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, dan pada setiap bulir ada seratus biji. Dan Allah akan melipatgandakan (lebih banyak lagi) bagi orang yang dikehendaki. Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Menurut Al Faqih bahwa orang yang bersedekah adalah seperti petani. Jika seorang petani itu pandai dalam pekerjaannya, bijinya bagus dan tanahnya pun subur, maka tanaman pun baik dan banyak. Demikian pula orang yang bersedekah kalau dia seorang yang shalih, hartanya baik dan halal dan sasarannya pun tepat, maka pahalanya akan lebih banyak.
Nabi Muhammad bersabda, “Sesungguhnya dalam sedekah itu terdapat lima hal, yaitu: menambah mereka dalam hartanya, mengobati sakit mereka, Allah akan menghilangkan bala’ dari mereka, mereka dapat melewati Shirat seperti kilat yang menyambar, dan mereka masuk surga tanpa dengan dihisab maupun adzab.”
Sumber: Durrotun Nasihin