Menjawab salam dan menjawabnya merupakan sebuah kebiasaan atau amalan yang harus dilanggengkan, mengingat keutamaannnay yang luar biasa.
Banyak hadis yang menerangkan tentang keutamaan salam, beberapa diantaranya akan dijelaskan di bawah ini.
Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim melalui Al Barra ibnu Azib r.a. yang menceritakan:
Rasulullah saw telah memerintahkan kami kepada tujuh perkara, yaitu menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, menjawab orang yang bersin, menolong orang yang lemah, membantu orang yang teraniaya, menyebarkan salam, dan menunaikan sumpah.
Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Muslim melalui Abu Hurairah r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda:
Kalian tidak dapat masuk surga sebelum beriman, dan kalian masih belum beriman sebelum saling mencintai, maukah aku tunjukkan kalian kepada sesuatu hal apabila kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara sesama kalian.
Diriwayatkan di dalam kitab Musnad Imam Ad Darimi, Imam Turmudzi dan Ibnu Majah serta kitab yang lain dengan sanad yang baik melalui Abdullah ibnu Salam r.a. yang menceritakan:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Hai manusia, sebarkanlah salam, berila makan, dan hubungkanlah silaturahmi serta salatlah ketika manusia sedang dalam keadaan tidur niscaya kalian masuk surga dengan selamat.
Diriwayatkan di dalam kitab Ibnu Majah dan Ibnu Sinni melalui Abu Umamah r.a. yang menceritakan:
Nabi saw telah memerintahkan agar kita menyebarkan salam.
Diriwayatkan di dalam kitab Muwaththa’ Imam Malik melalui Ishaq ibnu Abdullah ibnu Abu Thalhah; Thufail ibnu Ubay ibnu Ka’b telah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah datang kepada Abdullah ibnu Umar r.a, lalu beliau berangkat bersamanya ke pasar. Thufail melanjutkan kisahnya, “Ketika skami sampai di pasar, tidak sekali-kali Abdullah ibnu Umar r.a. melewati pedagang kecil dan pedagang besar, tidak pula orang miskin, dan lainnya, melainkan ia mengucapkan salam kepadanya.”
Thufail melanjutkan, “Di suatu hari aku datang lagi kepada Ibnu Umar r.a, lalu ia mengajakku ke pasar. Maka aku berkata kepadanya, ‘Apakah yang akan engkau lakukan di pasar, sedangkan engkau tidak menunggu barang dagangan, tidak mencari barang dagangan, tidak menawarnya, tidak pula duduk-duduk di tempat duduk pasar?’
Aku katakan kepadanya, ‘Marilah kita duduk disini untuk berbincang-bincang.’
Ibnu Umar menjawab, ‘Hai Abu Bathn (Thufail mempunyai perut yang besar), sesungguhnya kita berangkat hanyalah untuk salam, kita memberikan salam penghormatan kepada setiap orang yang kita jumpai’.”