Sunat Mengulang-Ulang Perkataan dan Salam

Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Bukhari melalui Anas r.a dari Nabi saw:

Nabi saw apabila mengucapkan suatu kata, beliau mengulanginya sebanyak 3 kali hingga dapat dipahami. Dan apabila mendatangi suatu kaum, maka beliau mengucapkan salam penghormatan kepada mereka, yang hal itu beliau lakukan sebanyak 3 kali.

Hadis ini bisa diinterpretasikan bila jamaah yang diberi salam itu banyak jumlahnya.

Menyaringkan Ucapan Salam

Salam yang paling sedikit dapat menjadikan seorang muslim benar-benar menunaikan sunat salam ialah hendaknya ia mengeraskan suaranya dalam mengucapkan salam hingga orang yang disalaminya dapat mendengar.

Jika orang yang disalami tidak dapat mendengar ucapan salamnya, berarti ia tidak menunaikan salam, dan salamnya itu tidak wajib dijawab.

Batas minimal untuk menggugurkan kewajiban menjawab salam ialah dengan mengeraskan jawabannya hingga dapat didengar oleh orang yang menyalami. Jika ia tidak dapat mendengarkan jawaban kepada si pemberi salam, berarti ia tidak menunaikan fardu menjawab salam.

Hendaknya seseorang yang bersalam mengeraskan suara salam kepada seseorang yang disalami atau sekumpulan orang yang disalami, hingga mereka benar-benar mendengarnya.

Apabila ia merasa ragu tentang pendengaran mereka, hendaklah ia menambah keras suara salamnya menurut yang diperlukan.

Jika seseorang mengucapkan salam kepada orang-orang yang berjaga, sedangkan di kalangan mereka terdapat pula orang-orang yang sedang tidur, maka menurut tuntunan sunnah hendakny ia merendahkan suaranya, tetapi dapat didengar oleh orang-orang yang berjaga dan tidak membangunkan orang-orang yang sedang tidur.

Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Muslim melalui hadis Al Miqdad r.a, di dalamnya disebutkan:

Kami biasa menyisihkan bagian laban (yoghurt) yang khusus bagi Nabi saw. Biasanya beliau datang di malam hari, lalu mengucapkan salam dengan ucapan salam yang tidak membangunkan orang yang tidur, tetapi dapat didengar oleh orang yang berjaga. Pada suatu malam aku tidak dapat tidur, sedangkan kedua temanku tidur nyenyak, maka datanglah Nabi saw, lalu beliau mengucapkan salam sebagaimana biasanya (dengan suara yang tidak keras).

Demikianlah penjelasan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan salam, semoga uraian singkat di atas dapat bermanfaat bagi kita semua baik di dunia maupun di akhirat.

Related Posts