Kesempurnaan Puasa
Diantara kesempurnaan puasa adalah mencegah tujuh anggota dan segala hal yang dibenci Allah, yaitu:
- Perut, supaya terjaga dari perkara syubhat dan yang haram pada waktu berbuka.
- Mulut, supaya terjaga dari perkara dusta, bertengkar, omong kosong dan ngobrol-ngobrol.
- Mata, supaya terjaga dari kebebasan memandang sesuatu yang dicela dan dibenci syara’.
- Telinga, suaya terjaga dari mendengarkan perkara yang dibenci dan diharamkan.
- Menjaga tangan.
- Menjaga kaki.
- Menjaga farji
Semuanya harus dijaga dari dosa dan perbuatan-perbuatan yang dibenci menurut syara’. Al Barmawi mengatakan, jika seseorang tidak dapat menahan anggota tubuhnya, maka dia tidak akan memperoleh pahala puasanya melainkan lapar dan haus.
Ada lima hal yang dapat menghilangkan pahala orang yang berpuasa yaitu: dusta, ghibah, mengadu domba, sumpah palsu dan melihat dengan syahwat. Berdasarkan hadis Nabi Saw, “Lima perkara dapat menghilangkan pahala orang puasa, yaitu: dusta, menuturkan kejelekan orang, mengadu domba, sumpah palsu, dan melihat dengan syahwat.”
Termasuk kesempurnaan puasa adalah bertujuan yang sungguh-sungguh dalam berbuka dengan makanan dan minuman yang halal, sekalipun tidak mengetahui asalnya tetapi hati merasa mantap dan tenang. Sebab kalau hati merasa ragu maka termasuk syubhat. Dan dalam berbuka jangan banyak-banyak sekalipun halal. Maka yang lebih utama berbuka dengan air hujan yang tercurah dari langit dan diambil dengan tangannya sendiri.
Dalam “Najmul Wahhaj” karya Imam Ad Dumairi Al Qadhi Husain mengatakan, “Yang lebih utama pada zaman kita hendaknya berbuka dengan air yang diambil dengan tangannya dari sungai untuk menjauhi syubhat. Sebab perkara syubhat sudah banyak di tanga para manusia.”
Tidak diperkenankannya memperbanyak berbuka sekalipun dengan makanan yang halal ini sekiranya sampai terasa kenyang. Sebab tiada kekenyangan yang lebih dibenci oleh Allah daripada perut yang kenyang dari yang halal. Karena tujuan berpuasa adalah untuk membiasakan lapar dan memecahkan hawa nafsu untuk menimbulkan jiwa yang takwa.