Hak Istri Yang Wajib Dilakukan Oleh Suami

Suami harus menjaga istrinya dari kejelekan dan tetap harus dalam rel kebaikan. Tegasnya harus ‘adil dalam menggilir, harus bagus dalam memberi nafkah, harus bagus dalam bahasa. Dalam hal istri ada haq yang wajib dilakukan suami, begitu juga ada yang wajib dikerjakan istri untuk suaminya.

Sayyidina abdullah anaknya sayyidina ‘abbas ; “sebenar-benarnya saya senang sekali ngedandanin istri saya, begitu juga istri saya juga senang nge dandanin badan saya”. Namun tetap suami harus memayungi istrinya dalam beberapa hal. Seperti wajibnya nurut istri terhadap suami, karena sudah memasrahkan kepada istrinya mas kawinnya, serta dalam hal nafkah untuk kemaslahatan istrinya.

Sudah diriwayatkan oleh rasulullah saw, ketika beliau naik haji yang terakhir, di hari jum’at setelah Rasul memuji Allah swt dan setelah memberi nasihat kepada orang-orang yang hadir, “hai kaum kami, harus ingat terhadap perkara yang dibebankan kepada kalian dalam urusan istri-istri, tegasnya kalian harus menerima wasiat kami dalam masalah istri, serta harus menyayangi kalian terhadap istri, serta harus memayungi kalian terhadap istri-istri kalian dengan kebaikan. Dan harus wasiat kalian kepada istri-istri kalian, karena wasiat lebih penting dari dho’if nya istri.

Dan membutuhkannya istri terhadap suami yang mengurusnya. Membimbing terhadap urusan istri, maka pastinya istri-istri itu seolah-olah tawanan kalian semua hai lelaki. Maka sebenar-benarnya laki-laki itu membawa istri yang merupakan amanat Allah swt. Oleh sebab itu tidak memiliki istri-istri dari suami-suami terhadap suatu perkara kecuali dari kebaikan. Kalau istri berbuat kejelekan/nusyuz yang jelas, maka boleh kalian lelaki menjauhi istri dari tempatnya tidurnya, tegasnya jangan tidur seranjang dengan istri. Menjauhi istri itu tanpa batas waktu selagi masih nusyuz, karena menjauhi istri ini untuk kemaslahatan istri.

Jadi selagi si istri belum sadar/belum maslahat, maka tetap harus menjauhi dari tempat tidurnya, walaupun sampai setahun. Tetapi kalau istri sudah sadar/berbuat kemaslahatan, maka tidak boleh kalian kaum lelaki menjauhi tempat tidur istri kalian. Apabila si istri tetap saja nusyuz, walaupun sudah dijauhi tidurnya, maka kalian kaum lelaki boleh memukul, asal memukulnya jangan yang membuat potong/patah tulang atau yang membuat kulit jelek, tegasnya memukulnya jangan yang kenceng.

Kalau dengan dijauhi tidur istrinya sadar/berhenti nusyuznya, turut terhadap perintah suami, maka tidak boleh kepada kalian kaum lelaki mencari jalan untuk memukul istri kalian. Jadi walhasil harus menjadikan kalian semua terhadap perkara yang ada di kesalahan istri, dimana sudah baik lagi, nah kesalahan itu seolah-olah tidak ada kesalahan saja. Karena ada keterangan dimana-mana orang taubat dari dosanya, nah setelah taubat seolah-olah tidak punya dosa.”

Harus ingat sebenar-benarnya tetap ada haq yang wajib dilakukan oleh istri-istri, begitu juga tetap istri-istri ada haq yang wajib dilakukan oleh kaum lelaki. Hak lelaki yang wajib dilakukan oleh istri adalah tidak boleh memasukkan orang lain ke kasur suami (orang yang tidak disukai suami), begitu juga tidak boleh memasukkan seseorang yang tidak disukai suami kedalam rumah. Sedangkan hak istri yang wajib dilakukan suami adalah memberi istri pakaian yang bagus dan memberi makanan istri dengan makanan yang enak.

Hadits mengenai kewajiban suami terhadap istri

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Imam ibnu Majah, sudah berkata Rasulullah saw :”haq istri yang wajib terhadap suaminya, bahwa harus mmberi makanan makanan suami kepada istrinya, kalau makan makanan si suami. Contohnya kalau suami makan di restoran dengan daging, maka si suami harus membelikan daging itu untuk istrinya di rumah. Serta harus membelikan pakaian suami untuk istrinya, dimana-mana suami membeli pakaian untuk dirinya sendiri. Suami juga tidak boleh memukul istri di wajahnya kalau si istri nusyuz. Suami tidak boleh berkata yang jelek kepada istrinya dengan kata-kata yang tidak bagus terdengarnya……”

Sudah diriwayatkan dalam hadist Imam Thobroni, berkata Rasulullah :”siapa saja laki-laki yang menikahi seorang istri terus ditentukan mas kawinnya (besar/kecil), lalu didalam hatinya laki-laki tidak akan membayar mas kawin tersebut, kemudian si laki-laki itu meningggal sebelum mas kawinnya dibayar kepada si istri, maka akan datang si suami di hari kiamat nanti kepada Allah seperti orang yang berzina, tegasnya yang berdosa. Oleh sebab itu hai kaum lelaki kalau kalian sudah menentukan mas kawin, maka harus kalian semua membayarnya.

Nabi Muhammad saw sudah berkata : “sebenar-benarnya paling sempurna iman seseorang yaitu orang yang paling bagus budi pekertinya dan yang paling menyayangi ke ahlinya (istrinya)”, serta sudah berkata Rasulullah saw “yang paling bagus dari kalian semua adalah yang paling bagus terhadap istrinya”.

Sudah diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw : siapa saja orang yang sabar terhadap kejelekan akhlaq/budi pekerti istrinya, nah orang tersebut akan diberi ganjaran oleh Allah seperti ganjaran yang diberikan oleh Allah terhadap Nabi Ayyub as. Mengganjar kesabaran dan menahan hina.

Karena Allah swt telah mencoba terhadap nabi Ayyub dengan 4 macam cobaan.

  1. Dihancurkan harta bendanya
  2. Diambil nyawa semua anak-anaknya
  3. Dirusak badannya
  4. Dijauhi oleh orang-orang kecuali istrinya.

Tetapi nabi Ayyub tetap sabar, tidak berkeluh kesah. Kisahnya seperti ini, nabi Ayyub diberi pangkat oleh Allah nabi dan Rosul, lalu diberi kekayaan oleh Allah ribuan unta,  sapi, domba, khimar, gajah, serta mempunyai 500 wuluku dipegangnya oleh 500 ‘abis sambil dikawinkan dengan 500 amat kepunyaannya. Kemudian mempunyai putra yang diberi olehnya harta semuanya. Nabi Ayyub mempunyai 3 golongan kamrot yang iman semuanya ke nabi Ayyub.

Diceritakan pada saat itu iblis masih belum dihalangi dari langit, jadi iblis tersebut bisa hilir mudik ke langit. Suatu waktu iblis mendengar para malaikat membaca sholawat dan memuji nabi Ayyub, maka timbul hasud si iblis terhadap nabi Ayyub, kemudian iblis menghadap Allah, dan berkata “Ya Allah saya melihat hamba-Mu nabi Ayyub banyak bersyukur dan memuji Allah, begitu juga dalam to’at ibadahnya, tapi kalau oleh saya di beri kejelekan, maka bakal berhenti syukur dan to’atnya kepada Allah”. Maka menjawab Allah ke iblis “berangkatlah kamu, maka menguasakan kecuali kepadamu untuk merusak harta nabi Ayyub”.

Maka berangkatlah iblis, lalu mengumpulkan golongan ‘iprit, setan, jin, menurut iblis “aku sudah diberi kekuasaan oleh Allah untuk merusak harta nabi Ayyub”, maka terus memerintah iblis ke golongan ‘iprit supaya membakar dan menghancurkan seluruh unta nabi Ayyub berikut penggembalanya. Setelah itu iblis datang kepada nabi Ayyub, ternyata nabi Ayyub sedang tegak sholat. Kata Iblis “hai Ayyub kamu sholat saja, tuh lihat unta dan penggembalanya habis terbakar”, nabi Ayyub menjawab “Alhamdulillah, harta adalah pemberian Allah, kemudian Allah mengambilnya kembali, ya tidak apa-apa”.

Kemudian iblis menghadap kembali kepada Allah ingin merusak domba Nabi Ayyub, Allah berkata “berangkatlah kamu, Aku memberi kuasa kepadamu untuk merusak domba nabi Ayyub”. Lalu iblis merusak dan menghancurkan domba-domba nabi Ayyub, terus datang kembali iblis kepada nabi Ayyub. Kata iblis “sudah menghancurkan angin terhadap tanaman kamu dan domba-domba kamu”, maka berkata nabi Ayyub “Alhamdulillah”, tegasnya memuji nabi Ayyub terhadap Allah swt. Iblis berkata kepada Allah “semoga Allah memberi kuasa kepada saya untuk merusak anak cucu nabi Ayyub”, kemudian Allah menjawab “berangkatlah kamu, Aku telah menguasakan kepadamu untuk merusak anak cucu nabi Ayyub”, maka berangkatlah iblis kepada anak cucu nabi Ayyub, kemudian meruntuhkan bangunan anak cucu nabi Ayyub, maka meninggal lah anak cucu nabi Ayyub tersebut. Kemudian datanglah iblis kepada Nabi Ayyub memberi kabar tersebut, maka membaca istighfar nabi Ayyub nya.

Lalu iblis menghadap lagi kepada Allah, “semoga Allah memberikan restu kepadaku untuk merusak jasad nabi Ayyub” maka berkata Allah kepada iblis “menguasakan Aku hanya kepadamu untuk merusak jasad nabi Ayyub, kecuali yang tidak bisa dirusak itu hatinya nabi Ayyub, lisannya dan ‘akalnya”. Maka berangkatlah iblis kepada Nabi Ayyub, ternyata nabi sedang sujud. Datanglah iblis dari sebelah depan nabi Ayyub, terus meniup iblis ke nabi ayyub di 2 lubang hidungnya, maka jadi menyala dari tiupan itu badannya nabi Ayyub, kemudian menjadi gatal badannya nabi Ayyub, lalu digaruk dengan kuku-kukunya sampai copot kukunya nabi Ayyub.

Terus menggaruk nabi Ayyub dengan yang kasar, terus pakai genteng, akhirnya batu, tidak berhenti nabi Ayyub menggaruk dengan batu sehingga rontok daging jasad nabi Ayyub. Maka dikeluarkanlah nabi Ayyub dari kampungnya, dan dibuatkan saung di hutan yang jauh dari manapun, serta semua orang menjauh kecuali istrinya nabi Ayyub yang bernama Siti Rohmah. Siti Rohmah tetap berbakti kepada nabi, begitupun juga nabi Ayyub tetap sabar.

Kisah Siti Asiyah Istri Fir’aun

Siapa saja istri yang sabar terhadap jeleknya akhlaq/budi pekerti suaminya, akan diberi ganjaran oleh Allah seperti ganjarannya yang diberikan kepada Siti Asiyah, istrinya Fir’aun.

Kisahnya seperti ini : waktu nabi Musa mengalahkan tukang sihir Fir’aun, maka Siti Asiyah iman kepada nabi Musa. Ketika mengetahui istrinya seperti itu kemudian Fir’aun menyiksanya dengan cara memaku dua tangan dan dua kakinya ke bumi, juga diborgol/diikat seluruh anggota badannya dan disimpan di tempat panas, setelah yang menyiksanya pulang, maka datanglah para malaikat, meneduhkan (memberi teduh) dengan awan, lalu Siti Asiyah berdoa kepada Allah robbi ibni lii ‘indaka baetan filjannati, artinya Hai Pangeran ku semoga Engkau  mendirikan gedung untukku di surga.

Kemudian diperlihatkanlah oleh Allah kepada Siti Asiyah gedung di surga yang terbuat dari marmer putih, lalu diambil nyawa/ruh Siti Asiyah. Kemudian memerintah Fir’aun kepada algojonya untuk membawa batu besar dan ditimpakan ke tubuh Siti Asiyah. Maka berdatanganlah orang-orang dengan membawa batu besar, lalu ditimpukkan ke badan Siti Asiyah, namun Siti Asiyah sudah meninggal, jadi tidak merasakannya.

Kisah Hikmah Suami Sholeh Menghadapi istri durhaka

Sudah berkata Sayyid ‘Abdullah Al Haddad yang mempunyai toriqoh yang masyhur dan mempunyai rahasia yang banyak. Menurut istilah kampung/daerah kalau keturunan Rasulullah jenis kelaminnya laki-laki sering disebut Habib, kalau perempuan sering disebut Habibah. Tetapi kalau menurut ‘ulama kalau laki-laki disebut Sayyid, dan kalau perempuan disebut Sayyidah. Menurutnya laki-laki yang sempurna dalam agamanya adalah laki-laki yang murah di haq pribadinya, contohnya seperti kalau dandan sekedarnya, tetapi tidak murah/murahan di haq Allah swt misalnya sholat. Ngambek ke orang lain kalau sholat di tinggalkan atau tidak diutamakan. Sedangkan laki-laki yang kurang agamanya yaitu laki-laki yang tidak murah di haq pribadinya, dan murah di haq Allah swt.

Hikayah : ada orang sholih mempunyai saudara /sahabat orang sholih, nah orang sholih ini sering zarah/berkunjung kepada sahabatnya itu setahun sekali. Pada satu waktu, datanglah orang sholih kepada sahabatnya, maka ketika datang kerumahnya setelah mengucap salam, terus mengetuk pintu, ketika diibuka pintu, kata istri sahabatnya “siapa kamu?’ menjawab orang itu “saya saudara suamimu di agama Allah, kemana saudaraku/suami kamu?” menjawab wanita itu “suamiku sedang tidak ada, dia sedang mengambil kayu bakar di gunung”, ingin sekali Allah tidak ngebalikkin lagi suaminya, kemudian istri itu menjelek-jelekkan suaminya.

Setelah itu datanglah suaminya dengan membawa kayu bakar yang tersimpan di punggung maung (yang madep/menghadap ke orang sholih). Lalu diambillah kayu bakar yang ada di punggung maung sambil berkata “berangkatlah kamu, semoga Allah memberi keberkahan kepadamu”. Lalu tuan rumah itu mempersilahkan tamunya masuk, setelah beberapa lama termasuk sudah makan, tamu itu pamitan pulang. Di sepanjang perjalanan dia berpikir, kaget terhadap saudaranya yang sabar  walaupun dimarahi oleh istrinya tetap tidak menjawab apa-apa. Setahun kemudian dia berkunjung kembali kepada saudaranya.

Setelah sampai di rumah dia mengetuk pintu sambil salam, kata yang didalam rumah “siapa kamu” tamu menjawab “saudara suamimu, maksudnya akan sillaturrohim”, maka berkata si istri “bahagia sekali dapat suamiku punya saudara” kemudian istri itu mem bagus –bagus kan suaminya, dan menyuruh tamunya untuk menunggu suaminya yang sedang mengambil kayu bakar.

Tidak begitu lama datanglah suaminya dengan membawa kayu bakar diatsa pundaknya, lalu dia mempersilahkan tamunya masuk ke dalam rumah lalu menjamunya dan mengobrol. Sebelum pulang tamunya bertanya perihal istrinya yang dulu dan masalah ikatan kayu bakar yang dibawa oleh maung, maka tuan rumah menjawab, kemudian tuan rumah berkata bahwa istrinya yang perkataannya jelek sudah meninggal. Saya tetap sabar walaupun akhlaq istri jelek, maka dari itu Allah menaklukkan maung atas kesabaran saya itu. Setelah itu saya menikah dengan istri yang sholeh yang menyenangkan dan membahagiakan saya, dan sekarang saya harus menanggung sendiri ikatan kayu bakar.

Faidah : suami boleh memukul istri apabila istrinya tidak mau diajak tidur, keluar dari rumah tanpa idzin, karena memukul anak kecil sampai nangis, istrinya memarahi orang lain, menyobek baju suami, memegang dagu suami, berkata yang jelek kepada suaminya, misalnya ya khimar atau ya baliid, hai bodoh, berkata kurang ajar walaupun suaminya marah dulu, atau mengobrol dengan laki-laki lain, mengobrol dengan suaminya tetapi kenceng dengan maksud supaya didengar orang lain, dll.

Memukul suami ke istri ketika meninggalkan sholat ada 2 qoul. Qoul yang pertama boleh memukulnya apabila meninggalkan sholat walupun sudah disuruh oleh suaminya. Suami harus memerintah istri kepada kebaikan, dan menyayanginya.

Allah akan memberi rohmat kepada suami/laki-laki yang berkata kepada keluarganya perhatikanlah sholat 5 waktu, laksanakanlah puasa di bulan romadhon, bayarlah zakat ketika mencapai nishob, sayangilah fakir miskin dan anak yatim, dan sering memberi ke tetangga, mudah-mudahan dengan berbuat seperti itu Allah mengumpulkan kita semua di surga.

Begitu juga Suami harus memberi nafkah sesuai dengan kemampuannya, dan sabar ketika istrinya berbuat tidak baik kepadanya, harus juga sayang dan membalikkan kepada jalan kebaikan kalau istrinya kurang ‘akalnya/kurang agamanya.

Apabila Allah tidak menutupi aib nya kaum istri, niscaya istri harganya seperti segenggam dari tanah. Suami juga harus memberi pelajaran yang dibutuhkan istri dalam bab agama, misalnya hukum-hukum bersuci (ilmu adus dari haid dan junub, wudhu, dll).

Perkara yang ada hubungannya dengan haid dengan menjelaskan hubungannya dengan sholat. Misalkan apabila berhentinya darah haid sebelum maghrib kira-kira 1 rokaat sholat ashar, maka wajib bagi istri untuk meng qodho sholat dhuhur dan ashar. Kalau susutnya darah haid sebelum waktu shubuh, kira-kira 1 rokaatnya sholat ‘isya, maka wajib istri meng qodho sholat maghrib dan ‘isya. Nah hal-hal seperti itu sangat sedikit sekali perempuan yang memperhatikan dan menjaganya.

Suami wajib memberi pelajaran istrinya dalam masalah ibadah, tegasnya yang fardhu dan sunatnya (ilmu sholat fardhu dan ilmu sholat sunat), puasa, zakat, haji. Apabila suami mampu mendidik istrinya, maka tidak boleh istrinya ini keluar untuk belajar kepada orang lain. Tetapi kalau suaminya tidak bisa, maka boleh si istri belajar kepada orang lain dengan idzin atau restu suaminya.

Semua orang yang beriman harus ingat serta menjaga diri dan keluarganya dari neraka yaitu dengan melakukan ibadah, tetapi tidak akan diterima kalau tanpa ilmu. Jadi kesimplannya setiap orang harus mau menuntut ilmu supaya benar ibadahnya. Sebab kalau ibadahnya benar akan dapat menjaga diri dari neraka.

Menurut sayyid ‘Abdulloh anaknya sayyidina ‘Abbas bahwa orang-orang harus memberi pelajaran kepada istrinya, anak cucunya dan yang lainnya  tentang syariat agama islam. Dan mendidik akhlaq dan budi pekerti yang bagus. Sebenar-benarnya yang paling berat siksanya di hari kiamat itu adalah orang yang membiarkan ahlinya (keluarganya) bodoh dalam masalah agama.

Menurut sayyid ‘Abdulloh anak sayyidina ‘Umar ra,  Rasulullah berkata : “kalian semua adalah yang menggembala, tegasnya yang diamanatin harus menjaga dan membereskan yang diamanatkannya, nah diakhirat nanti akan ditanya tentang yang digembalanya/yang diamanatkannya. Kalau terpenuhi tentang gembalaanya/amanatnya maka akan mendapatkan ganjaran yang sempurna. Kalau tidak terpenuhi maka gembalaannya atau yang diamahinya akan menagih haq nya di akherat nanti.

Imam/pimpinan/pejabat atau wakilnya yang ngurus rakyat, dia akan ditanya nanti tentang dipenuhi haq rakyatnya atau tidak. Begitu juga kepala keluarga sebagai imam istri dan anak cucunya akan ditanya tentang tentang gembalaannya (yang diasuhnya), apakah memenuhi haqnya atau tidak (ke istri dan anak cucunya), tegasnya dalam memberi pakaian, nafkah dan kebutuhan batin istrinya dengan bagus atau tidak.

Istri juga yang menggembala di rumah suaminya, apakah dia memenuhi tanggung jawabnya atau tidak (bagus dalam mengurus kehidupan rumah tangga), memberi nasihat ke suaminya, sayang ke suaminya, menjaga diri ketika tidak ada suaminya, menjaga harta suaminya, mengurus anak-anaknya.

Serta kalau pembantu adalah yang mengasuh/menggembala harta majikannya, apakah memenuhi haq nya atau tidak, dengan kata lain mampu menjaga harta itu atau tidak. Apabila orang sendiri, dia akan ditanya  apakah dia melaksanakan yang diperintahkan Allah dan menjauhi laranngan Allah atau tidak.

Kaum lelaki harus takut kepada Allah dalam masalah istri, karena sebenarnya istri adalah amanat dari Allah kepada laki-laki, maka apabila tidak mau memerintah sholat kepada istri dan tidak memberikan pelajaran tentang agama, maka nyata cedera orang ini kepada Allah dan kepada Rasulullah. Dan sudah berwasiat Rasulullah ketika akan meningggal tentang 3 hal yaitu yang pertama sholat 5 waktu, yang kedua ‘abid, ‘amat yang dimiliki, dan jangan memperlakukan hewan  (menyuruh) yang tidak kuat untuk dilakukan oleh hewan tersebut.

Dan yang ketiga adalah istri, karena seolah-olah istri itu adalah tawanan bagi suaminya (sudah mengambil amanat dari Allah swt), maka harus menghalalkan terhadap farji nya istri dengan kalimat Allah. Rasulullah juga bersabda : tidak semata-mata menghadap seseorang kepada Allah dengan membawa dosa yang lebih besar daripada membiarkan ahlinya (keluarganya) tetap dalam kebodohan di bidang agama. jadi kesimpulannya adalah yang paling besar dosanya adalah orang yang membiarkan keluarganya bodoh. Yang paling pertama menempel di laki-laki pada hari kiamat adalah istri dan anak-anaknya.

Maka bakal berkata istri dan anak-anaknya kepada Allah, bahwa dia dan anak-anaknya meminta haq dari suaminya, bahwa suaminya tidak memberikan pelajaran agama serta memberi nafkah dari jalan haram, kemudian suami itu dipukul dan digusur ke neraka.

 

Diambil dari kitab ‘Uquudullujaen karangan Syeikh Muhammad Bin Umar Nawawi

Related Posts