Al Khatib meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda:
Hendaklah kamu berdagang kain, sesungguhnya pedagang kain itu lebih senang jika orang-orang dalam keadaan baik dan makmur.
Dan Ibnu Majah serta Ibnu Hibban meriwayatkan sebuah hadis Nabi saw yang artinya sebagai berikut:
Wahai para pedagang, sesungguhnya para pedagang itu akan dibangkitkan oleh Allah pada hari kiamat nanti dalam keadaan durhaka, kecuali yang benar-benar bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan berkata benar.
Sedang Imam Thabrani meriwayatkannya dari Ibnu Abbas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda sebagai berikut:
Barang siapa yang pada waktu sore merasa capek lantaran pekerjaan kedua tangannya (untuk mencari nafkah) maka di saat itu pula diampuni dosanya.”
Imam Ahmad dan Bukhari meriwayatkan dari Al Miqdad bahwa Rasulullah saw telah bersabda:
Makanan yang terbaik bagi seseorang adalah dari hasil jerih payahnya sendiri.
Riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Uqbah bin Mundzir r.a. bahwa Rasulullah saw telah bersabda:
Sesungguhnya NAbi Musa mempekerjakan dirinya menjadi buruh selama delapan tahun atau sepuluh tahun untuk menjaga kemaluannya dan mencari makanan untuk perutnya dengan makanan yang halal.
Ibnu Asakir telah meriwayatkan dari Sahal bin Sa’ad r.a. berkata, “Pekerjaan lelaki yang baik adalah menjahit sedang pekerjaan perempuan yang baik adalah memintal benang.”
Riwayat Imam Ahmad beserta Ibnu Majah yang bersumber dari Aisyah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda:
Jika Allah telah memberikan jalan bagi seseorang di antara kamu untuk memperoleh rizki maka janganlah ditinggalkan sehingga pekerjaan sendiri yang merubahnya.
Imam Thabrani telah meriwayatkan dari Al Miqdad bahwa Rasulullah saw bersabda:
Pada akhir zaman nanti, orang-orang sangat membutuhkan uang emas atau perak, dimana seorang lelaki akan menggunakannya untuk menegakkan agama dan keduniaannya.
Ibnu Asakir juga telah meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa Rasulullah saw telah bersabda:
Bukanlah termasuk orang yang terbaik diantara kamu orang yang meninggalkan keduniaannya untuk mengejar kebahagiaan akhirat, begitu juga orang yang meninggalkan akhiratnya lantaran mengejar keduniaannya, sehingga dapat mencapai kedua-duanya. Karena sesungguhnya dunia adalah sarana menuju akhirat, dan janganlah kamu menyandarkan dirimu pada belas kasih orang lain.