Mengangkat kedua tangan sejajar dengan kedua pundak, walaupun sedang membaca pujian, sebagaimana doa-doa lainnya, karena ittiba’ kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Rabb-mu adalah Dzat yang Hidup lagi Pemurah. Ia malu oleh hamba-Nya bila hamba itu mengangkat kedua tangan ke hadirat-Nya, lalu ia mengembalikan kedua tangannya dengan tangan hampa (tidak dikabulkan)” (Riwayat Arba’ah)
Bila berdoa untuk menghasilkan sesuatu yang baik, misalnya menolak bencana selama sisa hidupnya, maka hadapkan kedua telapak tangannya ke langit (ke atas), dan untuk menghilangkan bala yang telah menimpanya, hadapkan punggung kedua tangan ke atas. Dimakruhkan bagi khatib mengangkat kedua tangan ketika berdoa.
Contoh doa qunut adalah, Allaahummahdinii fiima hadait, wa’aafinii fiiman ‘aafaita watawallanii fiiman tawallaita, wabaariklii fiimaa a’thaita waqinii syarramaa qadhaita fainnaka taqdhii walaa yuqdhaa ‘alaika wainnahu laa yadzillu man walaita walaa ya’izzu man ‘aadaita tabarakta rabbanaa wata’aalaita falakal hamdu ‘alaa maa qadhaita astaghfiruka wa atuubu ilaika.
Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, sehatkanlah aku sebagaimana orang yang Engkau sehatkan. Lindungilah aku seperti orang-orang yang mendapat perlindungan-Mu, yakni beserta mereka, supaya aku termasuk pada jalan mereka. Berkahilah aku dari segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku, dan peliharalah aku dari kejahatan yang telah Engkau pastikan.
Sesungguhnya hanya Engkaulah yang dapat memastikan atas sesuatu dan tak ada lagi yang berkuasa di atas Engkau, sesungguhnya tidak akan hina orang yang mendapat perlindungan-Mu dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha berkah Engkau Rabb kami, dan Engkau Maha Luhur. Bagi-Mu segala puji atas perkara yang Engkau pastikan. Aku memohon ampun dan bertobat ke hadirat-Mu.
Pada akhir doa disunatkan membaca shalawat dan salam kepada NAbi saw, keluarganya, namun tidak disunatkan membacanya pada permulaan qunut.