Dimana-mana datang kekuatan rasa cinta kepada Allah swt, maka itu sering merusak terhadap penghalang yang sudah datang kepada kita.
Sebagian ‘abdinya Allah ada yang hatinya sering dihinggapi rasa cinta kepada Allah swt. Hal ini sering timbul dari besarnya rasa khauf (takut) dan sangat mengagungkannya Allah.
Dari rasa khauf dan mengagungkannya, sering mendatangkan kekuatan rasa cinta kepada Allah swt. maka dengan demikian akan mengeluarkan dari macam-macam penghalang dan kebiasaan (adat-adat yang buruk). Tegasnya sifat yang buruk dan syahwat-syahwatnya. Terus menuju ma’rifat ke Allah.
Nah itu merupakan penghormatan dari Allah swt, yang disimpan di hati sebagian ‘abdinya Allah. Penghormatan itu seperti ratu yang dipimpin oleh Nabi Sulaiman as, dimana-mana masuk ke sebuah kampung yang menentang ibadah kepada Allah, maka bakal dirusak oleh ratu tersebut.
Besarnya rasa takut kepada Allah, akan menjadikan kita senantiasa berhati-hati dalam menjalani hidup di dunia ini. Kita merasa bahwa semua tingkah laku kita selalu diketahui oleh Allah, sehingga kita takut untuk berbuat dosa kepada-Nya. Kita akan selalu melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Dengan bersikap demikian, hidup kita akan senantiasa terarah dan jelas dalam setiap langkah atau tingkah yang kita lakukan. Kita selalu berpatokan bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, semuanya akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (hikmah kedua ratus enam)