Ilaahii taraddudii filaatsaari yuujibu ba’dal mazaari fajma’nii ‘alaika bihidzmatin tuwasshilunii ilaika.
Kita harus berdoa agar bisa langgeng dalam mendekatkan diri kepada Allah swt, walaupun di waktu-waktu pekerjaannya dan fikirannya dipakai mengatur urusan dunia.
Setiap manusia sering kedatangan perintah untuk melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan dunia, sedangkan mengurusnya dan memikirkannya itu sering menjauhkan dari dari jalan ma’rifat kepada Allah.
Maka kita semua perlu meminta kepada Allah swt agar bisa berkhidmah kepada-Nya, dan bisa eling serta mendekatkan diri kepada-Nya.
Ilaahii kaifa yustadallu ‘alaika bimaa huwa fii wujuudihi muftaqirrun ilaika ayakuuna lighairika minaddhuhuuri maa laisa laka hattaa yakuuna huwal mudh hiru laka mattaa ghibta hattaa tahtaa ja ilaa daliilin yadullu ‘alaika
Orang-orang yang sudah mendiami atau berada pada tingkatan ahli ma’rifat, tidak membutuhkan dalil adanya Allah.
Masih terbilang atau disebut bagus orang yang pangkatnya masih rendah, yang menjadikan dalil akan adanya Allah dari tapak atau jejak ciptaan-Nya, padahal tapak ciptaan-Nya itu wujudnya membutuhkan Allah swt.
Sangat aneh sekali bagaimana kejadiannya furu’ lebih dhahir daripada usul, yang kalau tidak ada usul tidak akan ada furu’. Intinya bagi ahli ma’rifat di dalam hatinya, bahwa Allah swt ada didalam hatinya ahli ma’rifat itu lebih dhahir daripada makhluk. Sebab Allah swt yang menjadi asal, sedangkan makhluk jadi furu’. Maka yang jadi asal itu harus lebih dhahir daripada furu’
Sedangkan orang yang masih rendah pangkatnya, memiliki anggapan bahwa makhluk lebih dhahir daripada Allah di dalam hatinya.