Bahaya Zina

Kisah Tentang Akibat Berbuat Zina

Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhu pernah bercerita bahwa di kalangan Bani Israil ada seorang pendeta yang sendirian di pertapaannya dalam waktu beberapa tahun, sehingga para malaikat mendatanginya di waktu sore dan pagi, lalu berkata kepadanya, “Apakah kamu mempunyai keperluan?”

Di sini Allah telah menumbuhkan di atas pertapaannya pohon anggur yang dapat dipetik setiap hari, jika suatu saat ia membutuhkannya. Jika merasa haus, cukup mengulurkan tangannya ke udara, lalu tertuanglah air daripadanya sehingga dapat dikumpulkan dalam suatu gelas.

Di tengah-tengah peribadatannya ini datanglah seorang perempuan yang sangat cantik pada waktu malam, lalu berseru, “Wahai pendeta, aku bersumpah padamu dengan nama Allah, hendaklah kamu mengizinkan aku untuk bermalam di pertapaanmu, karena tempatku cukup jauh.” Pendeta itu menjawab, “Naiklah.”

Dan ketika perempuan itu naik ke tempat pendeta itu, tiba-tiba perempuan itu menanggalkan semua pakaiannya dan telanjang bulat. Lalu sang pendeta menutup matanya seraya berkata, “Sungguh celaka kamu, berpakaianlah lagi.” Perempuan itu malah berkata, “Demi Allah, aku ingin bersenang-senang denganmu pada malam ini.”

Lalu pendeta tersebut bertanya kepada dirinya sendiri, “Wahai nafsu, bagaimana pendapatmu?” nafsunya menjawab, “Janganlah kamu takut kepada Allah.” sang pendeta berkata, “Sungguh celaka kamu, kamu ingin agar ibadahku lenyap dan kamu akan tersiksa dan dipakaikan dengan pakaian dari latung dan potongan api. Aku khawatir kamu akan tersiksa di dalam api yang tak pernah padam, siksaan yang tak pernah habis. Aku takut kangan-jangan Allah marah padamu sehingga tidak rela padamu.”

Sungguhpun demikian, nafsu sang pendeta masih tetap menggoda dan membujuk kepadanya, lalu sang pendeta berkata, “Kini kamu akan aku coba dengan api yang kecil (api dunia), jika kamu bertahan maka akan aku puaskan keinginanmu pada malam ini.” Lalu sang pendeta berdiri dan mengisi lampu dengan minyak dan dihidupkan lalu dibesarkan sumbunya. Pada saat itu, perempuan itu juga melihat dan mendengar pembicaraan sang pendeta dengan nafsunya. Kemudian setelah dinyalakan apinya pendeta itu segera memasukkan jari tangannya ke dalam api, akhirnya terbakarlah, mulai dari ibu jari, lalu jari telunjuk hingga tangannya terbakar seluruhnya. Maka menjeritlah perempuan itu hingga meninggal dunia, lalu ditutupi dengan kain bajunya sendiri. Lalu sang pendeta menyalati jenazahnya.

Ketika pagi telah tiba, iblis lalu berdiri di atas gerejanya dan berseru bahwa sang pendeta telah melakukan perzinahan dengan si fulanah, lalu membunuhnya. Akhirnya raja mendengar berita itu dan langsung pergi untuk menjumpai pendeta itu, lalu bertanya, “Dimanakah perempuan itu?” jawabnya, “Di tempatku.” Raja berkata, “Bawalah kemari.” Pendeta menjawab, “Dia telah meninggal dunia.” Lalu raja berkata, “Perempuan itu tidak mau berzina denganmu lalu kamu bunuh?” maka bala tentara raja langsung merobohkan gereja dan pertapaan pendeta itu dan langsung mengikat lehernya dengan tali, lalu di bawa dengan perempuan itu ke tempat penyiksaan.

Dan adat masyarakat pada waktu itu jika ada orang yng berzina, maka hukumannya digergaji tubuhnya hingga terbelah dua. Lalu mereka mengikat tangan pendeta itu, tanpa diberitahu terlebih dahulu dna ditanya tentang kasusnya. Akhirnya gergaji diletakkan di atas kepalanya, dan raja pun berkata, “Ayo, mulailah!” lalu digergaji mulai kepalanya hingga ke lehernya, dan pendeta itu pun mengeluh kesakitan. Lalu Allah memberikan wahyu kepada malaikat Jibril agar berkata kepada sang pendeta, “Janganlah kamu mengeluh kesakitan dan berkata aduh lagi, karena Aku melihat semua kejadian itu, sungguh penyiksaanmu ini telah membuat malaikat yang membawa Arasy dan penduduk langit menangis. Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, jika kamu berkata aduh lagi, maka Aku akan membinasakan seluruh langit dan akan aku tenggelamkan seluruh penduduk bumi ke dalam tanah.”

Ibnu Abbas berkata, “Lalu Allah mengembalikan roh perempuan yang sudah meninggal itu, lalu berdiri dan berkata, ‘Sesungguhnya pendeta itu orang yang dianiaya, ia tidak berzina denganku dan tidak pula membunuhku, aku adalah saksi dari Tuhanku’. Kemudian  menceritakan kisah yang sebenarnya mulai dari awal kejadian. Lalu orang-orang sama memeriksa tangan sang pendeta, ternyata mereka menemukan luka bakar betulan, lalu mereka berkata, ‘Seandainya kami tahu sejak awal, tentu kami tidak akan memotongmu dengan gergaji.” Maka pendeta itu pun meninggal dunia dan perempuan itu juga kembali merebahkan dirinya lalu meninggal lagi.

Lalu orang-orang sama menggali kuburan untuk dua mayat itu, lalu mereka mencium bau kuburannya bagaikan misik dan kafur. Kemudian mereka membungkusnya dengan kain kafan, setelah dimandikan bersama, lalu dimakamkan. Tiba-tiba terdengar suara dari langit yang mengatakan bahwa Aku (Allah) telah mengawinkannya dengan lima puluh ribu bidadari di surga Firdaus. Dan memang demikianlah, Aku membalas orang yang ahli dzikir.”

Scroll to Top