Allah sudah mewahyukan kepada sebagian Nabi-Nya:
“Siapa saja orang yang mendekat kepada Aku Yang Agung dengan sebab meninggal, sambil orang tersebut mencintai-Ku dan merindukan-Ku, serta menyenangi orang itu dalam perkara yang ada di Aku dari ganjaran, maka Aku akan memasukkan orang tersebut ke dalam surga-Ku, bersamaan dengan orang yang dahulu (shiddiqin).
Dan siapa saja orang mendekati-Ku (mendatangi-Ku) Yang Agung disebabkan meninggal, sambil tingkahnya orang tersebut takut kepada-Ku, maksudnya merasa takut dengan siksaan-Ku, maka Aku akan menjauhkan orang itu dari siksa neraka-Ku.
Dan siapa saja orang yang mendekati-Ku (mendatangi-Ku) disebabkan meninggal, sambil tingkahnya orang itu memiliki perasaan malu kepada-Ku, badannya menggigil dikarenakan mengerjakan perkara yang membuatnya takut akan siksaan Allah swt dari perkara tersebut. Maka Aku akan menjadikan lupa kepada malaikat yang menuliskan amal-amal manusia, tidak menuliskan dosa bagi orang itu, dikarenakan karunia Allah swt.”
Umat muslim memiliki perbedaan yang sangat besar dengan kaum kafir. Umat muslim di dalam hidupnya ada penuntun yang jelas dan pasti. Ada hukum-hukum yang harus dilaksanakan, ada perintah Allah yang harus dipatuhi dan larangan Allah yang harus dijauhi.
Umat muslim meyakini bahwa hidup di dunia ini tidak abadi, oleh karena itu mereka menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk di bawa ke akhirat. Dan selalu berusaha untuk mendapatkan ridha Allah swt.
Umat muslim itu akan sangat senang dan sangat mencintai Allah swt. Mereka sangat senang dan bahagia sekali ketika melakukan amal shalih, dan merasa takut sekali akan siksaan dari Allah swt.
Ketika manusia (umat muslim) melakukan dosa, sudah seharusnya merasa malu kepada Allah swt, dan merasa menyesal atas perbuatannya dan berjanji tidak akan melakukannya kembali.
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar