Keterangan yang diterima dari ba’dhul hukama, menurutnya bahwa manusia menghadapi empat macam perampok yang merampas.
Yang pertama adalah bakal merampok atau akan mengambil dengan paksa malaikat maut terhadap nyawanya manusia. Yang kedua adalah akan mengambil secara paksa para ahli waris terhadap hartanya orang yang sudah meninggal dunia.
Yang ketiga belatung akan memakan badannya manusia di dalam kubur. Dan yang keempat adalah akan merampok musuh-musuhnya terhadap amalnya manusia, artinya orang-orang yang mempunyai haq yang pasti untuk dibayar oleh orang yang mendhaliminya, misalnya disebabkan dengan mengambil hartanya, atau dengan membicarakan orang lain (ngomongin orang) atau ghibah, atau karena pernah memukul, dan lain sebagainya.
Apabila terbukti yang dhalimnya memiliki amal shalih, maka akan diberikan amalnya tersebut kepada orang yang di dhaliminya. Dan apabila tidak ada amal shalih, maka bakal diberikan atau dipikulkan dosanya orang yang di dhalimi kepada yang mendhaliminya.
Kita semua harus senantiasa hati-hati dan waspada dalam menjalani hidup ini. Jangan sampai kita terlena dengan dunia yang fana, karena kita semua pasti akan mati, nyawa kita akan dicabut oleh malaikat, dan kita tidak dapat menolaknya.
Setiap kejadian yang terjadi di sekitar kita haruslah dijadikan pelajaran, dan harus bisa mengambil hikmahnya. Ketika ada orang yang meninggal, kita juga harus ingat mati.
Manusia itu ketika sudah mati, badannya akan dimakanin belatung di dalam kubur. Oleh karena itu, kita harus senantiasa mawas diri. Kita juga harus berusaha agar tidak berbuat buruk atau berbuat dhalim kepada orang lain, karena semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah di akhirat nanti.
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar