Menurut Imam Sufyan ats Tsauri rahimahullah, bahwa tidak bisa kumpul pada zaman ini kepada seseorang keadaan harta benda, melainkan tetap di orang itu ada lima macam perkara (sifat) yang dicela.
Yang pertama adalah panjang cita-cita (lamunan), menunggu-nunggu perkara yang terhitung jauh hasilnya (keberhasilannya jauh).
Yang kedua adalah berlebih-lebihan dalam mengejar dunia, yang mencintai dunia itu dicela, sedangkan mengambil kelebihan dunia di cacad. Raghbah itu pastinya ditentukan dengan perkara yang melewati batas kebutuhan. Sedangkan fudhul, yaitu yang melebihi terhadap ukuran kecukupan.
Rasulullah saw bersabda, “Tidak termasuk kepada yang paling bagus kalian semua, orang yang meninggalkan perkara dunia karena mengambil perkara akhirat saja. Dan tidak bagus yang meninggalkan akhirat karena mengambil keduniawian saja. Tetapi yang paling bagus adalah orang yang mengambil dari perkara dunia dan perkara akhirat.”
Dan diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw, bahwa beliau pernah bersabda, “Kendaraan yang paling baik adalah dunia, maka kalian semua harus naik kepada dunia supaya dunia tersebut menyampaikan kalian ke alam akhirat.”
Menurut Sayyidina Ali, bahwa dunia itu adalah tempat yang benar bagi orang yang benar dalam menyalurkan dunianya. Dan merupakan tempat keselamatan bagi orang yang paham dan mengerti tentang dunia. Serta merupakan tempat kekayaan bagi orang membuat bekal dari dunia tersebut.
Yang ketiga, pelit yang diturut.
Yang keempat adalah sedikit sifat wara’ nya, maksudnya tidak ada sifat apik (hati-hati). Artinya wara’ adalah menjauhi perkara syubhat karena takut tertimpa perkara yang diharamkan. Wara’ juga melanggengkan macam-macam amal yang bagus.
Dan yang kelimanya adalah lupa terhadap akhirat.
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar