Keterangan yang diterima dari Syeikh Hatimul Asham Rahimahullah. Beliau berpendapat bahwa siapa saja orang yang membelokkan empat perkara kepada empat perkara, maka tentu saja orang tersebut akan menemukan surga. Artinya orang-orang yang meninggalkan empat perkara, dan menghadap (mengerjakan) empat perkara, maka orang itu akan menemukan surga.
Yang pertama adalah membelokkan tidur ke pekuburan. Artinya seseorang meninggalkan kesenangan tidur, kemudian menghadap atau lebih mengutamakan kesenangannya di alam kubur, dengan cara banyak melakukan amal shalih.
Yang kedua adalah membelokkan merasa diri besar (tinggi) kepada timbangan amal. Seseorang meninggalkan sifat merasa diri besar (tinggi), merasa memiliki pangkat dan jabatan tinggi, kemudian dia menghadap atau mengutamakan amal kebaikan, dengan tujuan untuk menambah kebaikan agar timbangan amalnya meningkat.
Yang ketiga adalah membelokkan kesenangan (bersenang-senang) kepada jembatan (shirat) di hari kiamat. Seseorang meninggalkan kesenangan yang disukai badannya, lalu orang itu menghadap atau mengutamakan (mengerjakan) amal yang bisa mempercepat dirinya menyeberangi jembatan shirat. Nah hal tersebut dengan jalan mempercepat dalam menjauhi macam-macam kemaksiyatan.
Dan yang keempatnya adalah membelokkan syahwat nafsu ke surga. Artinya seseorang meninggalkan keinginan atau syahwat nafsunya, lalu orang itu menghadap atau mengutamakan kerepotan ibadah (memperbanyak ibadah). Karena sebenar-benarnya surga itu dipagari dengan perkara-perkara yang tidak disukai.
Kesimpulannya adalah apabila kita menginginkah keridhaan Allah, maka kita harus secara sungguh-sungguh untuk meraihnya, karena cobaan atau rintangannya berat.
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar