Bulan Sya’ban memiliki berbagai keutamaan, hal ini dapat terlihat dari sebuah kisah atau riwayat di bawah ini.
Diceritakan dari Muhammad bin Abdullah Az Zahidi, dia mengatakan bahwa kawannya yaitu Abu Hafsh Al Kabir meninggal dunia, dan dirinya menshalatkan jenazahnya, dan dia tidak berziarah ke kuburnya selama 8 bulan.
Kemudian Muhammad bin Abdullah bermaksud ziarah ke kuburnya dan tidur pada malam harinya. Dia melihat dalam mimpinya bahwa wajah Abu Hafsh Al Kabir berubah, dia mengucapkan salam tetapi tidak dijawab oleh Abu Hafsh.
Muhammad bin Abdullah berkata, “Subhaanallaah, mengapa engkau tidak menjawab salamku?” Abu Hafsh menjawab, “Menjawab salam adalah suatu perbuatan ibadah, sedang kami semua terputus dari semua ibadah.”
Muhammad berkata, “Mengapa aku melihat wajahmu berubah seperti itu, sedang engkau adalah laki-laki yang tampan.” Abu Hafsh menjawab, “Ketika aku diletakkan dalam kuburku, datanglah malaikat dan berdiri di arah kepalaku. Dia berkata, ‘Hai orang tua jahat,’ dan dia menghitung dosa-dosaku dan keburukan perbuatanku serta memukuliku dengan pemukul dari kayu, lalu menyalalah api dalam tubuhku. Kuburku pun berkata, ‘Apakah engkau tidak malu pada Tuhanku?’ kemudian dia menghimpitku dengan himpitan keras sehingga tulang-tulang rusukku berserakan, persendianku terpotong-potong dan aku masih tetap dalam siksaan sampai malam tanggal pertama Sya’ban. Tiba-tiba ada seruan di atasku, ‘Hai malaikat, hentikanlah siksaan darinya. Karena dia telah menghidupkan sebuah malam dari bulan Sya’ban dalam sepanjang hidupnya dan berpuasa satu hari dari hari-hari bulan Sya’ban itu.’
Lalu Allah menghentikan siksa dari diriku dengan kehormatan ibadah satu malam dari bulan Sya’ban dan berpuasa sehari dari hari-hari bulan Sya’ban, kemudian memberikan kabar gembira kepadaku dengan surga dan rahmat.”
Karena itulah Nabi Muhammad bersabda, “Barang siapa yang menghidupkan malam dua hari raya dan malam Nisfu Sya’ban maka tidaklah mati hatinya ketika hati-hati sedang lupa.”
Diriwayatkan dari Atha bin Yasar, dia berkata, “Tidak ada sebuah malam setelah Lailatul Qadar yang lebih utama daripada malam Nisfu Sya’ban.”
Demikianlah uraian mengenai keutamaan bulan Sya’ban dan malam Nisfu Sya’ban, semoga kita semua selalu berada dalam lindungan Allah dan mendapat ridha-Nya.
Sumber: Durrotun Nasihin