Tidak ada daya dan kekuatan manusia, kecuali atas pertolongan Allah. Karena Allah yang menciptakan manusia, langit dan bumi beserta isinya, tidak ada yang tidak diketahui oleh Allah setiap kejadian di bumi dan perbuatan yang dilakukan manusia.
Allah memiliki asmanul husna, yang berjumlah 99. Diantaranya ialah Maha Penyayang, Maha Pengasih, Maha Pengampun, Maha Lembut, dan lain sebagainya. Mengenai Allah Maha lembut, ada beberapa ulama yang menafsirkannya. Diantara tafsir-tafsir itu ialah sebagai berikut:
- Allah Maha Lembut (Maha belas kasih) kepada hamba-hamba-Nya dengan memberikan rezeki-rezeki yang baik dan tidak diserahkan sekaligus.
- Allah Maha Lembut kepada hamba-hamba-Nya, yakni menyayangi orang yang tidak menyayangi dirinya sendiri, dengan pertolongan dan rahmat, serta dengan gemar taat kepada Allah dan Rasul-Nya setelah kembali dari sifat orang-orang munafik.
- Allah Maha Lembut kepada hamba-hamba-Nya, yakni menyayangi orang-orang yang mau bertaubat dan beristighfar. Nabi Muhammad bersabda, “Tidak ada sebuah suarapun yang lebih dicintai Allah daripada suara seorang hamba yang berdosa dan bertaubat kepada Allah. berfirmanlah Dia, ‘Ya, hai hamba-Ku. Mintalah apa saja yang engkau inginkan.’
- Allah Maha Lembut, yakni belas kasih.
- Allah Maha Lembut dengan kebaikan-Nya, karena tidak membinasakan mereka dengan perbuatan-perbuatan durhakanya, dan masih memberikan rezeki pada orang yang mendurhakai-Nya.
- Allah Maha Lembut, yakni Tuhan yang menganggap kecil pemberian-Nya yang sangat besar, dan menganggap besar taat yang kecil dari hamba-Nya. Karena Dia telah berfirman dalam surat An Nisaa ayat 77, “Katakanlah, kesenangan di dunia adalah sedikit.”
- Sebagian ulama mengatakan bahwa Allah Maha Lembut kepada hamba-hamba-Nya, yaitu mengenai diperlihatkannya amal dan hisab. Akan didatangkan seorang hamba di hari kiamat dan diperlihatkan segala kejahatannya. Allah berfirman, “Tidakkah engkau merasa malu kepada-Ku waktu engkau mendurhakai-Ku?” maka hamba itupun mengeraskan suaranya dengan sebuah tangisan yang berat. Berfirmanlah Allah, “Jagalah suaramu agar Muhammad tidak mendengar dan tidak mengerti kalau Aku menutupi kejahatan itu ketika engkau di dunia, dan Aku mengampunimu hari ini.” Maka menangsilah hamba itu lebih keras dari yang pertama karena kegembiraannya. Maka Nabi Muhammad mendengar dan beliau bersabda, “Tuhanku, Engkau adalah Tuhan yang paling menyayangi di antara orang-orang yang menyayangi. Maka berikanlah hamba itu kepadaku.” Allah berfirman, “Ya, aku berikan dia kepadamu dan janganlah engkau bersedih hati kekasih-Ku.”
Sumber: Durrotun Nasihin