Neraka merupakan sebuah tempat yang mengerikan dan setiap orang pasti tidak menginginkan dirinya tinggal di dalamnya. Neraka merupakan tempat kembalinya setan dan orang-orang yang mengikuti jalannya.
Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Pernah kami bersama Rasulullah saw. Lalu kami mendengar suara yang menakutkan dan dahsyat. Bersabdalah Nabi Muhammad saw, ‘Tahukah kamu suara apakah itu?’ kami menjawab, ‘Allah dan utusan-Nya yang lebih tahu.’ Beliau bersabda, ‘Ini suara sebuah batu yang dilepas di neraka Jahannam sejak 70 tahun yang lalu, dan sekarang barulah dia sampai ke dasar jahannam itu.”
Dari Abu Darda, dia berkata bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda, “Kelaparan ditimpakan kepada penghuni-penghuni neraka, lalu kepedihan lapar itu saja sudah dapat mengimbangi siksa-siksa yang ada di dalamnya. Berteriaklah mereka minta makan dan diberilah mereka makan dengan Zaqqum.”
Allah berfirman dalam surat Ad Dukhan ayat 43-46, “Sesungguhnya pohon zaqqum itu adalah makanan orang yang sangat berdosa. Ia seperti aspal panas yang mendidih dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas.”
Kemudian dalam surat An Nisa ayat 56, “Kami ganti-gantikan kulit mereka dengan kulit yng baru.”
Ibnu Hatim dan yang lain berkata dari Ibnu Umar, “Telah dibaca di depan Umar radhiyallaahu ‘anhu ayat ‘Setiap kulit mereka hangus maka Kami mengganti pada mereka kulit yang baru lagi.’ Lalu Mu’adz berkat mengenai penafsiran ayat tersebut. diganti kulit mereka itu dalam satu jam seratus kali. Berkatalah Umar ra, ‘Demikianlah aku mendengar dari Rasulullah saw.”
Ibnu Abi Syaibah dan yang lain mengeluarkan dari Al Hasan, dia berkata, “Sampai kepadaku bahwa seorang dari mereka dibakar dalam sehari 70 ribu kali. Setiap kali kulit-kulit itu hangus dan daging mulai dimakan api, maka dikatakan kepada mereka, ‘Kembalilah kamu.’ Maka kembalilah mereka dalam keadaan seperti sedia kala.”
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Gigi geraham orang kafir adalah seperti gunung uhud sedang tebal kulitnya adalah jarak 3 hari perjalanan.”
Sumber: Durrotun Nasihin