Nabi Muhammad bersabda, “Setan mengikat di ubun-ubun kepada seorang dari kamu ketika dia sedang tidur dengan tiga buah ikatan. Apabila dia bangun maka lukarlah sebuah ikatan pertama. Kemudian apabila dia mengambil wudhu maka lukarlah ikatan kedua. Kemudian apabila dia mengerjakan shalat maka lukarlah ikatan yang ketiga kalinya, dan jadilah dia bersemangat. Jika tidak bangun maka setan akan mengencingi kedua di telinganya.”
Menurut Imam Al Ghazali bahwa apabila tiba permulaan malam berserulah malaikat penyeru dari bawah Arasy, “Ingat, hendaklah bangun orang-orang yang ahli beribadah.” Maka bangunlah mereka dan mengerjakan shalat sebanyak yang dikehendaki Allah. kemudian berserulah malaikat penyeru pada pertengahan malam, “Ingat, hendaklah bangun orang-orang yang takut kepada Allah, mereka yang memanjangkan berdirinya dalam salat sampai waktu Sahar.”
Kemudian malaikat penyeru menyerukan lagi, “Ingat, hendaklah orang-orang ahli beristighfar bangun.” Mereka lalu bangun dan membaca istighfar.
Kemudian berseru lagi malaikat penyeru, “Ingat, hendaklah bangun orang-orang yang lengah.” Lalu mereka bangun dari tempat tidurnya seperti orang-orang mat bangun dari kuburnya. Karena itu Luqman memberi wasiat kepada anaknya, ‘Hai anakku, janganlah engkau tidur, sedang ayam jantan telah berkokok tetapi engkau masih tetap tidur.”
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, dia berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda, “Barang siapa yang mengerjakan shalat malam dengan 10 ayat dalam shalat tidaklah dia ditulis dari golongan orang-orang yang lengah. Barang siapa yang mengerjakan shalat malam dengan seratus ayat ditulislah dia di antara orang-orang yang taat. Barang siapa yang mengerjakan shalat malam dengan seribu ayat ditulislah dia di antara orang-orang yang memperbanyak pahala. Dia adalah seperti orang yang telah bersedekah 70 ribu dirham.”
Barang siapa di antara kamu yang memeliharan shalat bagaimanapun keadaannya dan dimanapun dia berada, maka dia dapat lewat di atas shirath seperti kilat yang menyambar bersama dengan golongan pertama dari orang-orang yang dahulu masuk surga, dan dia akan datang di hari kiamat sedang wajahnya seperti bulan pada malam purnama, serta dia mendapatkan pahala dengan setiap hari dan malam seperti seribu orang mati syahid.
Sumber: Durrotun Nasihin