Shalat jama’ merupakan shalat yang digabung, misalnya antara dzuhur dengan ashar dan maghrib dengan isya.
Shalat jama’ itu memiliki beberapa syarat, dan akan dijelaskan di bawah ini.
Syarat jama’ taqdim
Yang mula dikerjakan ialah shalat yang pertama
Jama’ taqdim adalah mengumpulkan dua jenis shalat fardhu (dzuhur dengan ashar, atau maghrib dengan isya) untuk dikerjakan pada waktu shalat yang pertama.
Di antara syarat jama’ taqdim adalah hendaknya shalat yang mula dilakukan adalah shalat yang pertama. Contoh, mendahulukan dzuhur daripada ashar dan mendahulukan maghrib daripada isya.
Rasulullah bersabda, “Shalatlah kamu seperti kau melihat aku shalat.”
Niat jama’
Orang yang hendak menjama’ shalat, hendaklah ia niat terlebih dahulu. Niat ini dilakukan pada takbiratul ihram dalam shalat yang pertama.
Niat dimaksudkan untuk membedakan antara mengumpulkan shalat yang disyarakan jama’ dengan mengumpulkan shalat karena alasan lain misalnya qadha.
Terus menerus
Antara kedua shalat yang di jama’ harus dilakukan secara terus menerus, tidak boleh terpisah oleh perkataan atau perbuatan yang lain.
Hadits riwayat Bukhari Muslim, “Sesungguhnya Rasulullah ketika menjama’ shalat, beliau mengerjakannya dengan berturut-turut.”
Tetapnya udzur
Shalat jama merupakan keringanan (rukhsoh), oleh karena itu mka tidak setiap orang dapat melakukannya, tetapi shalat jama’ dapat dilakukan bagi orang yang ada udzur seperti orang yang sedang melakukan perjalanan yang jauh.
Apabila orang yang bepergian sudah boleh ke tempat tujuan, tidak boleh menjama’, karena sudah tidak ada udzur.
Syarat jama’ takhir
Niat
Jama’ takhir ialh mengumpulkan dua jenis shalat untuk dilakukan pada waktu yang kedua. Orang yang akan menjama’ shalat dia harus niat jama’ pada waktu shalat yang pertama.
Fungsi niat dalam hal ini ialah untuk membedakan antara orang yang mengakhirkan shalat dengan maksud jama’ dan orang yang mengakhirkan shalat karena lalai atau lupa.
Tetapnya udzur
Pengertian tetapnya udzur pada jama’ takhir sama dengan udzurnya dalam jama’ taqdim