Shalat itu mengandung banyak hikmah, diantaranya ialah dalam hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas). Artinya dalam membina hubungan sehari-hari dengan manusia lainnya.
Shalat dalam pembinaan hidup sosial
Shalat mendidik persatuan umat. Hakekat persatuan ialah kesamaan pandangan hidup daya perekatnya. Persatuan akan lahir sebab adanya penghargaan satu sama lain. masyarakat yang kokoh persatuannya dilandasi dengan kesamaan iman, tergambar dalam firman Allah:
“Dan hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahat menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan.”
Persatuan yang tidak didasari kesamaan pandangan hidup sebenarnya tidak kokoh, sebab kelihatannya bersatu padu padahal hatinya tercerai-berai.
Shalat sangat dianjurkan berjamaah, bahkan Nabi Muhammad dalam keadaan perang saja beliau melakukan hal tersebut. apabila tiap kelompok sosial melakukan shalat berjamaah dengan disiplin, satu sama lain mengenalnya. Tolong-menolong satu dengan yang lain akan mempererat tali persatuan. Mereka punya perasaan harga diri yang sama, ruku’ dan sujud serempak menjadi perekat persatuan yaitu taat pada Allah dan Rasul-Nya.
Allah berfirman dalam surat Al Anfal ayat 46, “dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Shalat merupakan wujud kesamaan martabat manusia
Allah berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 13:
“ Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Manusia itu di kala sujud di hadapan Khaliqnya benar-benar terasa kesamaannya.
Shalat melahirkan masyarakat terhormat dan bertanggung jawab
Suatu masyarakat di mana anggotanya terdiri dari individu-individu yang menegakkan shalat akan mampu melahirkan tata sosial yang baik. Kemungkaran, perbuatan yang merendahkan martabat manusia dapat ditiadakan, lantaran tiap individu punya cita-cita moral yang luhur.
Orang yang shalat tiap membaca Al Fatihah mengucapkan ayat yang artinya “yang menguasai hari pembalasan”. Tiap orang akan mempertanggungjawabkan amal perbuatannya di hadapan Allah. orang yang biasa shalat, akan lahir suatu wujud batin yang merasa diawasi oleh Allah. rasa malu bila ia melakukan sesuatu yang tidak bertanggung jawab.