Banyak sekali hikmah dari dilakukannya shalat, beberapa diantaranya akan dijelaskan di bawah ini:
Shalat merupakan dzikir kepada Allah
Seberapa kuat dzikir seseorang kepada Allah, sebanding itu pula Allah memperhatikan kepada hamba-Nya itu. Karenanya terciptalah ketenangan batin. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar Ra’du ayat 28, “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat (dzikir) pada Allah. ingatlah, hanya ingat pada Allah hati mereka menjadi tenteram.”
Seorang muslim yang taat, bagaimanapun kesibukannya, tidak akan melengahkan dzikirnya pada Allah berupa shalat. Konsentrasi 5 kali yang berupa shalat merupakan dzikir formal pada-Nya.
Shalat merupakan pembinaan disiplin waktu
Waktu bagi kita lebih mahal daripada yang lain. Allah sendiri berulang kali menyatakan bahwa soal waktu benar-benar harus dimanfaatkan. Orang yang lengah terhadap waktu ini akan mengalami kerugian yang tiada dapat ditebusnya.
Misalnya seseorang yang lengah pada usia sekolah, setelah lanjut usia merasa kecewa dan menyesal. Begitu juga orang yang lengah dalam hidup, di akhirat kelak dia pasti akan menyesal/
Allah berfirman dalam surat Al Ashri ayat 1-3,:
- demi masa.
- Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
- kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Shalat mendidik untuk membiasakan disiplin waktu, baik dalam arti membagi maupun memanfaatkannya. Orang yang lengah dalam shalat berarti tiada berkah umurnya, sebab usia yang ada hanya dilewati tanpa pahala.
Shalat merupakan tanda bersyukur
Bersyukur merupakan pantulan kata hati yang penuh rasa terima kasih kepada Allah. syukur itu diucapkan dengan lisan berupa ucapan doa-doa.
Kumpulan antara doa dan kaifiyat shalat merupakan bukti syukur tanpa kurang sedikitpun.
Syukur ini di samping berguna bagi diri orang yang bersangkutan, juga merupakan salah satu faktor kehidupan yang sejahtera.
Allah berfirman dalam surat As Saba’ ayat 15, “Makanlah olehmu dari rezeki yang dianugerahkan Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Pengampun.”
Shalat sebagai penuntun persiapan hidup di akhirat
Hidup di akhirat pada hakekatnya tidak dapat dibantah. Dengan bukti proses hidup kita ini, dimulai alam kandungan, kemudian alam dunia, kembali ke alam kubur, kemudian kembali ke akhirat. Adalah kebodohan yang nyata bila mengutamakan kehidupan dunia yang singkat, dan melalaikan kehidupan akhirat yang kekal. Padahal kehidupan akhirat semata-mata hanya ditentukan oleh kepatuhan kepada Allah.
Allah berfirman dalam surat Nuh ayat 3, “Sembahlah Allah Tuhanmu, dan bertakwalah pada-Nya serta taatlah kepada-Ku.”
Orang-orang yang ahli shalat jelas akan mendapatkan kenikmatan dunia dan akhirat.
Allah berfirman dalam surat Al Qaqi’ah ayat 11-23:
- mereka Itulah yang didekatkan kepada Allah.
- berada dalam jannah kenikmatan.
- segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,
- dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian[1450]
- mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata,
- seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.
- mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,
- dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir,
- mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,
- dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,
- dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.
- dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,
- laksana mutiara yang tersimpan baik.