Etika Berdoa Dalam Islam

Doa itu disunatkan berdasarkan firman Allah dalam surat Ghafir ayat 60, “Dan Rabb kalian telah berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian.”

Dalam surat Al A’raf ayat 55, “Berdoalah kepada Rabb kalian dengan berendah diri dan suara yang lembut.”

Diriwayatkan di dalam kitab Risalah Imam Abul Qasim Al Qusyairi yang mengatakan bahwa para ulama berselisih pendapat mengenai hal yang paling afdhal antara berdoa dan diam tidak berdoa karena ridha dengan takdir. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa doa adalah ibadah karena berlandaskan kepada hadis yang mengatakan, “Doa itu adalah ibadah.”

Karena doa berarti menunjukkan rasa bergantung kepada Allah. segolongan ulama lain mengatakan, diam dan ridha dengan takdir lebih afdhal. Sedangkan segolongan ulama lain mengatakan bahwa orang yang berdoa dengan lisan dan ridha dengan kalbunya berarti ia telah menjalankan kedua hal terpuji itu.

Al Qusyairi mengatakan, yang paling utama hendaknya dikatakan menurut keadaan masing-masing. Pada sebagian keadaan adakalanya berdoa lebih utama daripada diam, hal ini termasuk etika. Pada sebagian keadaan lain adakalanya diam lebih afdhal daripada berdoa, hal inipun termasuk sikap etika. Semua itu hanya dilakukan berdasarkan situasi dan keadaan; apabila dalam hati seseorang terbetik isyarat untuk melakukan doa, maka berdoa lebih utama baginya. Apabila di dalam hati terbetik isyarat untuk diam, maka diam lebih utama. Selanjutnya Al Qusyairi mengatakan, “Benarlah bila dikatakan bahwa bila berdoa membawa manfaat bagi kaum muslim atau bagi Allah , ada hak di dalamnya, maka berdoa lebih utama baginya, karena hal itu termasuk ibadah. Tetapi jika manfaatnya hanya menyangkut pribadi, maka berdiam adalah lebih utama .”

Memakan makanan halal ketika berdoa

Al Qusyairi mengatakan, untuk berdoa diisyaratkan hendaknya makana yang dimakan oleh orang yang bersangkutan halal.

Yahya ibnu Mu’adz Ar Razi pernah mengatakan, “Bagaimana aku berdoa (meminta) kepada-Mu, sedangkan aku orang durhaka; dan bagaimana aku tidak berdoa (meminta) kepada-Mu, sedangkan Engkau Maha Pemurah?”

Hadirnya hati ketika berdoa

Diantara etika dalam berdoa ialah hadirnya hati, yakni melakukannya dengan sepenuh hati dan khusyu’. Sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan doa ialah menampakkan kebergantungan kepada Allah, sekalipun pada hakikatnya Allah berbuat menurut apa yang dikehendaki-Nya.

Scroll to Top