Orang yang meminta izin dianjurkan mengucapkan salam atau dengan mengetuk pintu, lalu dijawab, “Siapakah engkau?” Hendaknya ia mengucapkan, “Aku adalah si Fulan bin Fulan,” atau “Fulan yang dikenal dengan nama anu,” atau dengan sebutan diri yang lengkap.
Makruh bila ia hanya mengatakan Ana (aku), atau pelayan, atau salah seorang pengagum, dan lain sebagainya.
Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim di dalam hadis Isra yang terkenal. Di dalamnya disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
Kemudian Jibril membawaku naik ke langit dunia, lalu ia mengetuknya, maka dikatakan, “Siapakah ini?” ia menjawab, “Jibril.” Dikatakan lagi, “Siapakah orang yang bersamamu?” ia menjawab, “Muhammad.”
Kemudian ia membawanya ke langit kedua, lalu langit ketiga, dan seterusnya; pada tiap-tiap pintu langit ditanya, “Siapakah ini?” lalu ia menjawab, “Jibril.”
Diriwayatkan di dalam kitab Shahihain hadis Abu Musa yang menceritakan, “Ketikaa Nabi saw duduk di tepi sumur kebun, lalu datang Abu Bakar dan meminta izin, maka Nabi saw bertanya, ‘Siapakah ini?’ Abu Bakar menjawab, ‘Abu Bakar.’ Kemudian datang Umar, lalu meminta izin. Beliau bertanya, ‘Siapakah ini?’ Umar menjawab, ‘Umar.’ Kemudian datanglah Utsman, yang selanjutnya sama dengan yang lainnya.”
Diriwayatkan di dalam kitab Shahihain, melalui Jabir r.a. yang menceritakan:
Aku datang kepada Nabi saw, lalu aku mengetuk pintu, maka beliau bertanya, “Siapakah ini?” aku menjawab, “Saya.” Beliau bersabda, “Saya, saya (siapa)?” seakan-akan beliau tidak menyukainya.