Budaya politik partisipan adalah budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi, di bawah ini akan disajikan Soal essay dan jawaban contoh budaya partisipan. Mudah-mudahan saja Soal essay dan jawaban contoh budaya partisipan ini bermanfaat banyak.
Soal No. 1) Identifikasikan ciri-ciri partisipasi politik !
Jawaban:
- Berupa kegiatan atau perilaku luar warga negara biasa yang dapat diamati, bukan perilaku batiniah berupa sikap dan orientasi.
- Kegiatan itu diarahkan untuk memengaruhi pemerintah selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik.
- Kegiatan yang berhasil (efektif) ataupun yang gagal memengaruhi pemerintah termasuk dalam konsep partisipasi politik.
- Kegiatan memengaruhi pemerintah dapat dilakukan secara langsung ataupun secara tidak langsung.
- Kegiatan memengaruhi pemerintah dapat dilakukan baik melalui prosedur wajar (konvensional) dan tidak berupa kekerasan maupun dengan cara-cara di luar prosedur yang wajar (tidak konvensional) dan berupa kekerasan.
Soal No. 2) Berilah alsan mengapa partisipasi politik sangat penting keberadaannya dalam budaya politik!
Jawaban:
Karena untuk dapat mengembangkan partisipasi politik rakyat, budaya politik partisipanlah yang paling tepat dan dapat mengarahkan masyarakat untuk aktif dalam pemerintahan
Soal No. 3) Kemukakan tujuan dari partisipasi politik!
Jawaban:
Tujuan partisipasi politik adalah mempengaruhi kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah agar mampu mencerminkan kehendak rakyat.
Soal No. 4) Analisislah yang dimaksud dengan partisipasi realistis!
Jawaban:
Partisipasi realistis berarti keikutsertaan dengan memperhitungkan kenyataan, baik kenyataan dalam masyarakat maupun kenyataan mengenai kemampuan pelaksanaan kegiatan, waktu yang tersedia, kesempatan, dan keterampilan para pelaksana.
Soal No. 5) Sebutkan Tipe-tipe Budaya politik!
Jawaban:
a. Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan Parokial apabila frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut.
Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. dalam masyarakat ini tidak ada peran politik yang bersifat khusus. Kepala suku, kepala kampung, kyai, atau dukun,yang biasanya merangkum semua peran yang ada, baik peran yang bersifat politis, ekonomis atau religius.
b. Budaya politik kaula (subjek),yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah.
Namun frekuensi orientasi mengenai struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah dan secara efektif mereka di arahkan pada otoritas tersebut. Sikap masyarakat terhadap sistem politik yang ada ditunjukkan melalui rasa bangga atau malah rasa tidak suka.
Intinya, dalam kebudayaan politik subyek, sudah ada pengetahuan yang memadai tentang sistem politik secara umum serta proses penguatan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
c. Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik.
Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak.
Soal No. 6) Sebutkan Budaya politik yang berkembang di Indonesia!
Jawaban;
- Konfigurasi subkultur di Indonesia masih aneka ragam, walaupun tidak sekompleks yang dihadapi oleh India misalnya, yang menghadapi masalah perbedaan bahasa, agama, kelas, kasta yang semuanya relatif masih rawan/rentan.
- Budaya politik Indonesia yang bersifat Parokial-kaula di satu pihak dan budaya politik partisipan di lain pihak, di satu segi masa masih ketinggalan dalam mempergunakan hak dan dalam memikul tanggung jawab politiknya yang mungkin di sebabkan oleh isolasi dari kebudayaan luar, pengaruh penjajahan, feodalisme, bapakisme, dan ikatan primordial.
- Sikap ikatan primordial yang masih kuat berakar, yang di kenal melalui indikatornya berupa sentimen kedaerahan, kesukaan, keagamaan, perbedaan pendekatan terhadap keagamaan tertentu; purutanisme dan non puritanisme dan lain-lain.
- kecendrungan budaya politik Indonesia yang masih mengukuhi sikap paternalisme dan sifat patrimonial; sebagai indikatornya dapat di sebutkan antara lain bapakisme, sikap asal bapak senang.
- Dilema interaksi tentang introduksi modernisasi (dengan segala konsekuensinya) dengan pola-pola yang telah lama berakar sebagai tradisi dalam masyarakat.
Soal No. 7) Apa Pengertian budaya politik partisipan?
Jawaban:
Budaya politik partisipan atau partisipatif adalah suatu bentuk budaya yang berprinsip bahwa warga masyarakat diorientasikan untuk menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari keseluruhan sistem, struktur, administrasi dan proses politik-pemerintahan.