Keterangan yang diterima dari Abdullah bin Mas’ud radiyallaahu ‘anhu:
“Banyak sekali orang yang dimanjakan oleh Allah, maksudnya yang diambil sedikit demi sedikit, sehingga lupa kepada Allah dengan cara diperbanyak nikmat yang diberikan kepada orang tersebut.
Dan banyak sekali orang yang kedatangan fitnah, artinya yang diberi cobaan oleh Allah dengan difitnah dengan banyaknya pujian kepada orang tersebut.
Dan banyak orang yang ditipu, artinya orang yang merasa tenteram hatinya dengan keduniawian, serta ghaflah dari akhirat, difitnah dengan ditutupi aibnya oleh Allah swt.”
Kita jangan merasa nyaman atau enak dengan banyaknya kenikmatan yang datang kepada kita (kenikmatan yang kita alami), sebab banyak sekali orang yang “sengaja diangkat dengan cara memanjakannya dengan kenikmatan”.
Selain itu kita jangan merasa nyaman dengan banyaknya pujian yang kita terima dari sesama manusia, sebab banyak sekali orang yang difitnah, artinya dicoba dengan banyaknya pujian. Sehingga pujiannya itu jadi ujian dan membahayakan.
Kita juga jangan senang dan tenteram hati dalam keindahan dunia, sambil melupakan akhirat. Sebab banyak sekali orang yang tertipu dengan ditutupi aibnya oleh Allah swt.
Kesimpulannya adalah bahwa dari penjelasan di atas, kita harus senantiasa berhati-hati ketika hidup di dunia. Kita harus menjaga diri dan selalu dalam jalur atau jalan yang diridhai Allah.
Manusia adalah khalifah di muka bumi ini, oleh karena itu kita harus menjalankan fungsi ke khalifahan ini dengan sebaik-baiknya.
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar