Siapa saja orang yang terbukti menurut Allah dekat dengan-Nya disertai tho’at, maka itu merupakan bukti bahwa orang tersebut termasuk ke dalam golongan orang yang mengembara. Artinya orang yang merasa tenteram dengan disibukkan oleh tho’atnya kepada Allah swt, sehingga liar (tidak jinak) terhadap orang lain (sesama manusia).
Jadi orang yang merasa tenteram dan nyaman dengan melakukan tho’at kepada Allah, akan merasa tidak nyaman dan tidak tenteram ketika bersatu dengan manusia lainnya. Keadaannya sering tidak terlalu dekat dengan manusia, sebab kedekatannya dengan manusia tidak menjadikannya tenteram (nyaman).
Orang-orang shalih yang sering menghabiskan waktunya atau mengisi hidupnya dengan melakukan perbuatan-perbuatan tho’at, perbuatan baik, dan disibukkan dengan mendekatkan diri kepada Allah, mereka akan merasa tenteram dan merasa bahagia akan kedekatannya dengan Allah. Sehingga dia akan merasa tidak nyaman ketika bergaul dengan sesama manusia.
Makanya banyak sekali para wali yang hidupnya jauh dari keramaian atau jauh dari pusat kota. Mereka lebih sering mengasingkan diri, dan tinggal di bukit atau tempat lainnya yang sepi.
Ketidaknyamanan atau ketidaktenteraman ketika bergaul dengan sesama manusia, dikarenakan mereka merasa bahwa ada beberapa hal buruk yang bisa mempengaruhinya. Selain itu, dan ini merupakan faktor yang paling besar, adalah karena mereka sudah merasa nyaman melakukan tho’at kepada Allah.
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar