Kebingungan yang datang ke orang muridin, yaitu orang-orang yang berusaha berjuang wushul kepada Allah. Datangnya kebingungan tersebut menjadi kebahagiaan, karena orang yang menuju wushul kepada Allah bahagia ketika hatinya bisa menghadap manteng (kuat) ke Allah. Serta hati dan waktunya bersih dari macam-macam kotoran dan tidak ada penghalang.
Sedangkan dalam ghalibnya (biasanya) bisa menghadap kepada Allah itu ketika keadaan sedang bingung. Sebab ketika sedang seperti ini nafsunya tidak punya keuntungan, maka hatinya bercahaya bisa manteng (kuat) ke Allah dan tidak terhalang. Dalam keadaan demikian, para ahli muridin merasa nikmat.
Biasanya manusia itu bahagia ketika dirinya mendapatkan keuntungan dan kesenangan. Jadi sangat berbeda sekali antara umumnya manusia dengan ahli muridin. Sebab umumnya manusia dimana-mana datang kebingungan (kesulitan), artinya dia tidak mendapatkan kebahagiaan. Sedangkan ahli muridin sebaliknya, dimana-mana kedatangan bingung (sulit) dirinya mendapatkan kebahagiaan, serta dimana-mana mendapatkan kebahagiaan sering bingung karena takut tidak dapat mengendalikan nafsu.
Kesimpulannya adalah kita harus senantiasa istiqamah dalam beribadah, jangan terlalu senang apabila kita mendapatkan sesuatu yang menggembirakan, dan jangan terlalu sedih bila kita mendapatkan musibah. Kita harus yakin bahwa segala kejadian yang menimpa kita, baik itu sedih maupun senang sudah ada ketentuannya. Dan Allah lebih tahu mana yang terbaik atau lebih maslahat bagi manusia.
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (hikmah keseratus enam puluh sembilan)