Rasa Takut Terhadap Siksa Allah

Seluruh makhluk harus takut kepada Allah, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 40, “Dan hanya kepada-Ku lah kamu harus takut (tunduk).”

Surat Ali Imran ayat 175, “Dan takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”

Dalam kedua ayat tersebut, ternyata Allah memerintahkan kita selaku hamba-Nya untuk takut kepada siksaan-Nya, bahkan diwajibkan. Oleh sebab itu, belum dikatakan sempurna iman seseorang, jika tidak merasa takut kepada Allah, menunjukkan ma’rifat dan keimanan kepada Allah.

Rasulullah SAW bersabda, “Aku adalah orang yang paling mengetahui tentang Allah diantara kamu da yang paling takut kepada-Nya.”

Rasulullah bersabda, “Pangkal hikmah ialah takut kepada Allah.”

Ibnu Hibban juga telah meriwayatkan sebuah hadis qudsi yang bersumber dari Abu Hurairah, yang artinya sebagai berikut:

Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, Aku tidak akan mengumpulkan dua ketakutan di hati hamba-Ku, dan Aku juga tidak mengumpulkan juga dua kesentosaan di dalamnya. Jika hamba-Ku merasa sentosa dari siksaan-Ku, maka akan Kutakuti nanti pada hari kiamat. Jika di dunia takut pada siksaan-Ku, maka nanti pada hari kiamat akan Kusentosakan.

Rasulullah bersabda, “Jika kulit hamba menggigil lantaran takut kepada siksaan Allah, maka dosa kesalahannya akan gugur sebagaimana daun rontok dari pohon yang kering.”

Al Hasan berkata, “Sesungguhnya seorang lelaki mengerjakan dosa, lalu diingatnya, kemudian dihantui rasa takut kepada Allah atas perbuatannya itu, akhirnya ia dimasukkan ke dalam surga.”

Ka’bul Ahbar juga berkata, “Sesungguhnnya seorang lelaki dari kalangan Bani Israil berbuat dosa, lalu susah, akhirnya pergi kesana kemari hanya untuk mencari perbuatan yang dapat menyebabkan ridhanya Allah, sehingga tercatat sebagai shiddiq.

Sementara menurut Al Fudhail, “barang siapa yang takut akan siksaan Allah, maka sikapnya yang sedemikian ini akan memerangi jalan untuk dipermudah berbuat kebajikan.”

Sa’id bin Jubair ketika ditanya tentang takut kepada Allah, jawabnya, “Hendaklah kamu takut pada-Nya sehingga ketakutan ini dapat menghalangimu untuk mengerjakan perkara yang dilarang.”

Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah bersabda”

Sesungguhnya orang mukmin melihat dosa-dosanya bagaikan duduk di bawah gunung. Dia selalu takut kejatuhan gunung. Dan sesungguhnya orang yang durhaka akan melihat dosanya bagaikan lalat yang hinggap pada hidungnya, lalu masuk ke lubangnya dengan tangannya akhirnya terbang lagi.

Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Uqbah bin Amir diterangkan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, ‘Amal perbuatan apakah yang dapat menyelematkan, wahai Rasulullah?” lalu beliau bersabda, Kuasailah lidahmu, dan menangislah atas kesalahanmu.”

Rasulullah SAW bersabda:

Seorang lelaki yang menangis karena takut kepada siksaan Allah yang Maha Tinggi, tidak akan masuk ke dalam neraka, sebagaimana air susu yang tidak dapat kembali ke dalam tetek. Dan tidak akan bersatu debu (yang pernah menempel ke tubuh orang yang berjihad di jalan Allah) dengan asap neraka jahanam.

Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah telah bersabda:

Tujuh orang yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan Arsy-Nya di saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu:

  1. Pemimpin yang adil
  2. Pemuda yang setiap harinya selalu beribadah kepada Allah.
  3. Dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allah yang Maha Mulia lagi Maha Agung.
  4. Seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan cantik untuk berzina, tetapi lelaki itu berkata, “Sesungguhnya aku takut kepada siksaan Allah.”
  5. Seorang lelaki yang bersedekah dengan tangan kanannya, lalu tangan kirinya tidak mengetahuinya (bersedekah dengan cara yang samar).
  6. Seorang lelaki yang hatinya selalu tertarik untuk pergi ke masjid (untuk berjamaah di dalamnya).
  7. Orang-orang yang selalu ingat kepada Allah di tempat yang sunyi lalu meneteskan air matanya.

Related Posts