Melipat hakikat yaitu melipat jarak lamanya dunia dan jauhnya akhirat dari kita. Sehingga kita bisa melihat keakhiratan lebih dekat daripada kita.
Penjelasan :
Sebab-sebab yang menyebabkan keagungan yang tidak akan rusak yaitu zuhud dari dunia, menciutkan jarak lamanya dunia dengan perasaan, sehingga akhirat jadi dekat dan bisa terlihat. Artinya orang yang tapa’ dari dunia, tegasnya orang yang tidak melekatkan hati terhadap keduniaan, sehingga jarak yang lama dan keadaan yang banyak dilipatkan (dihilangkan), terus dianggap tidak ada, kemudian hatinya manteng (melekat kuat) ke akhirat, sehingga terasa lebih dekat dibandingkan dengan dirinya sendiri.
Nah lipatan (hal) seperti diatas disebut thoyyul haqiqi menurut ahli tasawuf. Sebab dalam thoyyu itu berlaku beberapa kejadian seperti yang terjadi kepada para wali atau dari sihir. Sehingga jarak yang lama bisa ditempuh dalam waktu sebentar. Atau jarak jauh bisa menjadi dekat, misalnya sekarang ada di Indonesia, dalam sekejap sudah bisa berada di Mekah. Atau jarak ribuan tahun bisa ditempuh dalam sekejap.
Hal tersebut diatas zaman atau tempat yang dilipatkan/diperpendek yaitu dalam kejadian amrun khoriqun lil’adat, nah yang demikian ini oleh ahli tasawuf tidak dianggap thoyyul haqiqi sebab merupakan keistimewaan saja yang diinginkan nafsu. Dan terkadang terbukti merupakan sihir, sehingga tidak dianggap thoyyul haqiqi.
Sedangkan yang dianggap thoyyul haqiqi menurut ahli tasawuf yaitu melipatkan/memperpendek jaraknya dunia sehingga terasa dekat jaraknya, yang akhirnya akhirat terlihat lebih dekat.
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (hikmah kedelapan puluh enam)