Rasulullah saw berkata: Delapan macam perkara, itu tidak akan merasa puas dari delapan perkara.
Yang pertama adalah mata dari melihat. Yang kedua adalah bumi dari air hujan. Yang ketiga adalah perempuan dari dzakar. Yang keempat adalah orang alim dari ilmu.
Syarat yang menjadi kesempurnaan ilmu bagi orang yang mencari ilmu ada 9.
- Akal yang bisa menemukan hakikatnya berbagai macam perkara.
- Kepintaran yang menjadikan mengerti (paham) terhadap berbagai hal yang susah dari ilmu.
- Cerdik (cerdas) yang menjadikan diamnya (bercokolnya) hafalan ilmu yang sudah dimengerti. Serta fahamnya dia terhadap perkara yang sudah diketahuinya.
- Syahwat/keinginan untuk menemukan ngaji, yang jadi tetap dengan sebab keinginannya. Mencari ilmu dan tidak cepat bosan mengajinya.
- Merasa cukup dengan bahan pokok yang menjadikan kaya kepadanya, dari berbagai permohonan mencari ilmu.
- Santai yang menjadikan kesempurnaan, dan yang menjadikan bertambahnya banyak ilmu.
- Tidak ada berbagai macam hal yang memutus dan menjadikan lupa, dari berbagai kesusahan dan penyakit.
- Panjang umur dan leluasanya waktu supaya sampai kepada bertambahnya banyak ilmu, kepada martabat kesempurnaan.
- Mendapatkan seorang alim yang dermawan dengan ilmunya, dan sabar (baik) dalam mengajarkan ilmunya.
Apabila sudah sempurna syarat-syarat di atas, maka dia termasuk santri (murid) yang paling bahagia.
4 macam perkara yang dibutuhkan oleh orang yang mengaji
Ada ulama yang mengatakan bahwa orang yang mengaji itu membutuhkan 4 macam perkara, yaitu waktu, ketekunan, kecerdasan, dan keinginan. Dan yang sempurnanya itu adalah yang kelimanya yaitu mu’allimnya (yang mengajarinya dan menasehatinya)
Yang kelimanya adalah orang yang meminta dari permintaannya.
Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja orang yang membukakan satu pintu dari meminta-minta, maka Allah akan membukakan kepada orang tersebut pintu kefaqiran di dunia dan di akhirat. Dan siapa saja orang yang membukakan suatu pintu memberi karena untuk mencari keridhaan Allah, maka Allah akan memberikan kepada orang tersebut kebaikan di dunia dan di akhirat.
Rasulullah saw bersabda, “Tidak semata-mata membukakan seorang lelaki kepada badannya terhadap satu pintu meminta-minta kepada orang-orang, melainkan Allah swt akan membukakan pintu kefaqiran kepada lelaki tersebut. karena sebenar-benarnya ‘iffah manjaga diri dari meminta-minta kepada orang-orang itu lebih bagus.” HR Ibnu Jarir
Yang keenam adalah orang yang tergiur oleh perkara dunia. Maksudnya orang yang repot untuk mencari/mendapatkan perkara dunia. Karena sebenar-benarnya orang itu tidak akan merasa puas dengan perkara dunia.
Dunia itu terbagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu:
- Dunia yang menjadi ganjaran.
- Dunia yang akan menjadi hisaban.
- Dunia yang akan menjadi siksaan.
Dunia yang akan menjadi ganjaran adalah dunia yang bisa menjadikan kalian dengan perantaraan dunia tersebut bisa beramal kebaikan. Dan dengan perantaraan dunia tersebut bisa selamat dari keburukan. Dan dunia itu menjadi kendaraan orang mu’min dan tempat menanam untuk akhirat, dan menjaga dari yang halal.
Dunia yang menjadi hisaban adalah dunia yang tidak menyibukkan kalian dari melakukan perkara yang diperintahkan Allah, serta kalian tidak mengerjakan dalam mencari dunia itu terhadap perkara yang dilarang.
Sedangkan dunia yang menjadi siksaan adalah yang memutus dari melaksanakan berbagai macam perintah Allah, dan yang menjerumuskan kepada perkara yang dilarang Allah.
Berbagai niat orang yang mencari dunia
Kalian harus tahu bahwa berbagai macam orang yang mencari dunia itu terbagi ke dalam beberapa macam. Ada orang yang mencari dunia dengan niat untuk bertemu atau mencari kekeluargaan, dan akan menolong orang-orang faqir. Nah, yang seperti ini termasuk golongan orang yang dermawan, dan akan mendapatkan pahala apabila sama antara amal dengan niatnya. Tetapi dia tidak mempunyai hikmah, karena sebenar-benarnya orang yang hakiim (orang yang punya hikmah) tidak mencari perkara yang tidak tahu bagaimana buktinya tingkah perkara tersebut ketika sudah hasilnya perkara tersebut.
Juga ada orang yang mencari dunia dengan niat untuk merawat syahwat nafsunya dan untuk bersenang-senang dengan kesenangan dunia. Nah orang seperti ini termasuk ke dalam golongan hewan
Ada juga yang memiiliki niat ingin takabur (merasa besar), dan membuat kemegahan dengan dunianya. Nah yang seperti ini termasuk ke dalam golongan yang rusak akalnya.
Yang ketujuhnya adalah tidak merasa kenyang (puas) laut dari air.
Dan yang kedelapan nya adalah tidak merasa kenyang (puas) api dalam melahap suluh (kayu bakar).
Sumber: Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar