Para ulama salaf berbeda pendapat mengenai perkara Nabi Muhammad melihat Allah.
A’isyah mengingkarinya. Dari Amir dari Msruq, dia berkata kepada A’isyah, “Hai Ummul Mukminin, apakah Nabi Muhammad saw melihat Tuhan-Nya?” Yakni pada malam isra’ dalam keadaan terjaga.
Berkatalah A’isyah, “Meremang rambutku dari apa yang engkau katakan itu. Yakni berdiri bulu tubuhku karena apa yang engkau tanyakan kepadaku. Tiga hal, barang siapa yang menceritakan kepadamu tentang ketiga-tiganya: yaitu orang yang menceritakan kepadamu bahwa Nabi Muhammad telah melihat Tuhan-Nya, maka dia benar-benar telah bohong. Kemudian dia membaca ayat Al An’aam 103, ‘Tidaklah dapat mencapai-Nya beberapa penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan mata.”
Segolongan ulama memilih pendapat A’isyah ini, dan itu pula yang mayyhur dari Ibnu Mas’ud. Semisal itu pula dari Abu Hurairah, dia berkata, “Sesungguhnya malaikat Jiril yang dapat melihat. Tetapi masih diperselisihkan.”
Segolongan ulama ahli hadis dan fuqaha serta ahli Kalam berkata tentang diingkarinya malaikat Jibril melihat Allah dan tidak mungkin dilihat di dunia.
Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi Muhammad telah melihat-Nya dengan matanya. Atha’ meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa beliau melihat Allah dengan mata hatinya. Dan dari Abul Aliyah dari Ibnu Abbas bahwa beliau melihat Allah dengan mata hatinya. Dan dari Abul Aliyah dari Ibnu Abbas bahwa beliua melihat Allah dengan mata hatinya sampai dua kali.
Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Ibnu Umar mengutus orang untuk bertanya kepada Ibnu Umar, “Apakah Nabi Muhammad telah melihat Tuhan-Nya?” lalu dia berkata, “Ya.”
Pendapat yang paling masyhur dari Ibnu Abbas adalah bahwa Nabi Muhammad telah melihat Tuhan-Nya dengan mata kepalanya. dia meriwayatkan hal itu dari berbagai riwayat. Dia berkata, “Sesungguhnya Allah mengistimewakan Musa dengan Kalam, Nabi Ibrahim dengan kekasih dan Nabi Muhammad dengan melihat. Hujjah yang digunakan oleh Ibnu Abbas adalah firman Allah dalam surat An Najm ayat 11-13, ‘Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu akan membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad saw telah melihatnya pada waktu yang lain.”
Al Mawardi berkata, “Telah disebutkan bahwa Allah telah membagi Kalam dan melihat-Nya di antara Musa dan Nabi Muhammad saw. Lalu Nabi Muhammad saw dapat melihat-Nya dua kali dan Nabi Musa diberi kalam oleh Allah dua kali pula.
Al Samarqandi menceritakan dari Nabi Muhammad bin Ka’b Al Qurdhi dan Ruba’i bin Anas, bahwa Nabi Muhammad ditanya, “Apakah engkau telah melihat Tuhanmu?” beliau bersabda, “Aku melihat-Nya dengan mata hatiku dan aku tidak melihat-Nya dengan mata kepalaku, dst…….”
Sumber; Durrotun Nasihin