Para penghuni neraka sangat menyesali dirinya, mereka menyesal selalu berbuat durhaka di dunia. Sehingga dirinya selalu mengeluh saat di neraka.
Dikatakan bahwa penghuni-penghuni neraka mengeluh selama seribu tahun. Kemudian mereka berkata sendiri, “Kita ketika berada di dunia, apabila kita ini bersabar tentu kita akan mendapatkan kegembiraan.” Maka bersabarlah mereka selama seribu tahun, tetapi tetap saja siksa tidak diringankan pada mereka. Maka berkatalah mereka:
“Sama saja bagi kita, apakah kita ini mengeluh atau bersabar. Tidaklah kita mendapatkan tempat berlindung.” (Ibraahiim ayat 21)
Lalu mereka berseru kepada malaikat Malik, merendahkan diri dan berteriak, “Hai Malik, telah terbukti ancaman itu. Benar-benar telah memberatkan kami siksa itu dan benar-benar telah hangus kulit-kulit kami. Jika engkau mau mengeluarkan kami tentu kami tidak akan mengulangi lagi.” Maka berkatalah malik dan malaikat-malaikat Zabaniyah kepada mereka:
“Bukankah telah datang kepadamu Rasul-Rasulmu dengan membawa bukti-bukti yang nyata?” mereka berkata, ‘Benar, telah datang kepada kami.’ (maka dikatakanlah kepada mereka), ‘Berdoalah kamu.’ Tetapi doa orang-orang kafir tidak lain hanyalah suatu kesia-siaan.” (Al Mu’min ayat 50)
Mereka berkata dalam surat Al Mu’minuun ayat 106-107, “Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai kecelakaan kami dan kami adalah orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari neraka. Jika kami sampai mengulangi lagi, maka kami adalah orang-orang yang dhalim.” (Al Mu’minuun ayat 106-107)
Lalu Allah tidak menjawab mereka sepanjang lama mereka di dunia dua kali. Kemudian barulah Allah menjawab mereka dengan firman-Nya dalam surat Al Mu’minuun ayat 108:
“Allah berfirman, ‘Tinggallah kamu disana dengan hina dan janganlah kamu berbicara lagi dengan Aku.”
Setelah mereka berputus asa untuk keluar dari sana, mereka lalu memohon hujan dari Allah selama seribu tahun. Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, turunkanlah hujan kepada kami.” Maka terlihatlah awan merah dan mereka pun mengira bahwa mereka akan diberikan hujan. Tetapi ternyata turunlah hujan kalajengking yang besarnya seperti keledai. Apabila seorang dari mereka tersengat maka tidak akan hilang sakitnya selama seribu tahun. Kemudian mereka memohon hujan selama seribu tahun lagi. Tampaklah pada mereka awan hitam. Berkatalah mereka, “Nah, ini adalah awan hujan.” Tetapi turunlah kepada mereka ular-ular sebesar leher-leher unta Bukhti. Setiap orang yang dipatuk dengan mulutnya tidak akan hilang sakitnya selama seribu tahun.
Ini adalah arti firman Allah dalam surat An Nahl ayat 88, “Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan yang telah ada disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan.”
Sumber: Durrotun Nasihin