Allah swt telah berfirman dalam surat Al Kahfi ayat 110, “Maka barang siapa yang berkehendak perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah beramal shalih dan tidak mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
Yakni hendaknya seseorang itu tidak melakukan suatu amal perbuatan hanya karena ingin dipuji manusia (riya’).
Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya perkara yang paling aku takuti terhadap umatku adalah syirik kecil (riya’). Allah akan berfirman nanti pada hari kiamat kepada orang-orang yang melakukan ibadah karena riya’, yaitu ketika Allah memberi balasan atas perbuatan manusia. ‘Pergilah kepada orang-orang yang telah kamu tuju dalam ibadahmu, sekarang lihatlah apakah kamu menjumpai suatu balasan di sisi mereka?,.”
Ibnu Hibban juga telah meriwayatkan sebuah hadis Nabi saw sebagai berikut:
Sesungguhnya perkara yang paling aku khawatirkan terhadap umatku adalah mempersekutukan Allah. ingat, sesungguhnya aku tidak berkata, “Kamu akan menyembah matahari, bulan dan berhala, tetapi kamu akan melakukan perbuatan untuk selain Allah dan kehendak jahat yang samar.”
Sedang Imam Baihaqi meriwayatkannya sebagai berikut:
Sesungguhnya riya’ yang paling kecil adalah syirik. Sedang hamba yang paling dikasihi oleh Allah adalah orang yang bertakwa yang merahasiakan perbuatan takwanya (yakni orang yang bersungguh-sungguh dalam merahasiakan amal perbuatan yang baik dan ibadahnya serta membersihkannya dari tujuan-tujuan keduniaan dan akhlak yang jahat). Jika mereka tidak ada, maka masyarakat tidak merasa kehilangan, dan jika mereka berada di tengah-tengah masyarakat, maka ia tidak dikenal. Merekalah pimpinan agama yang benar-benar dan pelita dalam berbagai kegelapan.